PADANG, METRO – Jabatan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Nagari, Selasa (18/12), diserahterimakan dari DPS periode 2015-2018 kepada DPS 2018-2021. Dengan pergantian pengurus, diharapkan memberikan angin segar untuk mendorong bisnis syariah Bank Nagari lebih maju.
Dalam acara yang digelar di ruang pertemuan Bank Nagari pusat, Prof. Yaswirman, Ketua DPS yang baru, menyatakan bahwa Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Nagari memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Mengingat produk-produk syariah sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yang majemuk pada umumnya dan khususnya Sumbar.
“Sumbar yang memiliki filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK). Syarak mangato adat mamakai. Kalau dulu, salah satunya ada istilah lumbung pitih nagari. Sekarang tak ada lagi. Maka yang menjadi muara harus bersumber pada filosofi orang Minang tadi,” ungkapnya yang bertugas didampingi dua anggota, Dr Muchlis Bahar dan Gusrizal Gazahar Lc.
Yaswirman mengatakan, pihaknya sebagai ketua DPS bukan hanya melakukan pendampingan dan mengawasi Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Nagari saja. Tapi secara kelembagaan juga berusaha mewujudkan ABSSBK. “Kita sudah hidup secara syariah, dari pakaian, makanan, misalnya. Kenapa tidak berusaha untuk mendorong konversi Bank Nagari ke syariah. Mudah-mudahan dalam RUPS bisa diwujudkan,” katanya.
Mantan Ketua DPS Bank Nagari Prof Ahmad Wira mengatakan, masih ada tugas berat yang menghadang ke depan terkait UUS Bank Nagari. Apakah akan di-spin off Bank Nagari Syariah dari perusahaan induk, atau Bank Nagari akan dikonversi menjadi bank syariah. “Saya dua periode menjalankan tugas di DPS. Dan, Buya Gusrizal Gazahar yang menjadi anggota DPS bukan orang baru. Sudha ada sejak awal mencetuskan UUS Bank Nagari,” katanya.
Ahmad Wira menyebut, meski tak menjabat lagi, dia tetap akan melakukan sosialisasi perbankan syariah. Bahkan sudah pergi ke Aceh memelajari Bank Aceh sebagai bank syariah. “Kami berharap DPS periode 2018-2021 bisa lebih baik dalam upaya mengembangkan ekonomi syariah. Kami masih tetap membuka diri untuk membantu,” katanya.
Dirut Bank Nagari, Dedy Ihsan, dalam acara yang dihadiri unsur komisaris dan direksi Bank Nagari menyatakan optimismenya bahwa perubahan bank konvensional menjadi bank syariah, seperti Bank Aceh, akan mendapat sambutan hangat dari seluruh elemen masyarakat. Dan, pihaknya sudah melakukan studi banding soal konversi ke Bank Aceh beberapa waktu lalu.
Dedy mengatakan, terobosan produk syariah sangat diperlukan. Selain Bank Aceh, Bank Riau sudah dikonversi ke syariah berdasarkan hasil RUPS belum lama ini. Dia berharap bank syariah bisa menjangkau nasabah maupun mitra seperti bank konvensional.
“Kami siap memajukan Bank Nagari, khususnya syariah secara bersama-sama. Tahun lalu kita diundang ke Dubai,Uni Emirat Arab. Karena Bank Nagari dianggap bank yang perkembangan syariahnya baik,” katanya.
Komisaris Utama Bank Nagari Hamdani menyatakan rasa terima kasihnya kepada DPS periode 2015-2018. “Sudah memberikan sumbangan pemikiran dan kerja sama dengan baik. Sehingga perjalanan UUS mengalami kemajuan yang signifikan. Baik produk maupun pengelolaan keuangan.
“Melihat relis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tugas DPS ada dua, yakni memastikan produk dan keuangan sesuai dengan prinsip syariah. Kedua ada mengevaluasi UUS melakukan penghimpunan dana. Dan hal ini telah dilakukan. Diharapkan membantu lahirnya produk-produk baru. Sehingga variasi produk Bank Nagari di UUS lebih lengkap” katanya.
Hamdani menyebutkan, total aset bank di Sumbar sekitar Rp60 triliun, sedangkan total aset bank syariah Rp4,5 triliun atau 6% pangsa pasar. Bank Nagari punya share 30 persen dari jumlah itu saat ini. “Perkembangannya pada dasarnya tidak terlalu moderat. Pada tahun 2017 tumbuh 3 persen dan 2018 bisa bertumbuh 4-5 persen. Ke depan pertumbuhan agar dapat ditingkatkan,” harapnya.
Hamdani juga menyinggung tentang roadmap perkembangan UUS ke depan. Saat ini, katanya, Bank Nagari tengah melakukan tahap survei loyalitas nasabah. Pertama dilakukan tentang preverensi masyarakat soal syariah. Kemudian, menyiapkan kajian bisnis. “Akan diserahkan hasil kajian ke pemegang saham. Bisa jadi media membantu keputusan pada RUPS ke depan,” katanya.
Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar yang juga pengurus DPS yang dimintai pendapatnya tentang soal spin off Bank Nagari Syariah mengatakan, spin off bukanlah alternatif yang bijak. Melainkan melakukan konversi secara total Bank Nagari menjadi bank syariah.
“MUI sendiri sudah komit untuk mendorong dilakukannya konversi dan kami telah menyampaikannya ke Gubernur Sumbar dan kami berharap dalam RUPS hendaknya pilihan jatuh untuk konversi. Seperti Bank Riau yang sudah lebih dahulu disetujui dalam RUPS. Kami berharap seluruh elemen masyarakat mendukung untuk perubahan dari konvensional menjadi bank syariah,” katanya.
Komentar