PASAMAN, METRO–Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping menjatuhkan vonis terhadap terdakwa Khairul Azan yang juga merupakan oknum PNS atas kasus tindak pidana “perbuatan cabul” terhadap anak dibawah umur (laki-laki) berusia 7 tahun dengan pidana penjara 1 tahun 6 bulan dikurangi masa tahanan.
Meski pihak pengadilan telah memberikan sanksi hukuman kepada terdakwa, namun pihak keluarga korban merasa kecewa atas putusan tersebut dinilai terlalu meringankan.
“Kalau kecewa iya, kalau mau kita pelaku dihukum lebih berat lagi. Karena ini adalah perbuatan cabul dan korbannya anak masih dibawa umur,” ungkap salah seorang keluarga korban, Freddi Yeselton Hasibuan, Kamis (31/3).
Apalagi, bebernya, pelakunya merupakan seorang PNS yang seharusya memberi contoh yang baik bagi masyarakat. “Atas demi mencari ke adilan, kami masih akan terus berjuang. Selain ingin membuat pelaku jera dengan perbuatannya, kasus memalukan ini jangan sampai ada korban lagi,” ucapnya.
Disampaikannya, majelis hakim telah memvonis pelaku dengan pasal 292 KUHP. Dalam pasal tersebut orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
“Kita inginya pelaku diancam dengan Pasal UU Perlindungan anak yang menurut kami ancamannya lebih tinggi,” katanya.
Dalam UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 81, (1) Setiap orang yang melangggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi Setiap Orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. (3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Orang Tua, Wali, pengasuh Anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
“Atas dasar itulah kami pihak keluarga merasa tidak puas dan berencana akan melakukan banding atas putusan tersebut,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping menjatuhkan vonis terhadap terdakwa Khairul Azan Harahap Pgl Azan atas kasus tindak pidana “perbuatan cabul” terhadap seorang anak dibawah umur yang masih berusia 7 tahun dengan pidana penjara selama 1 tahun 6 Bulan dikurangi masa tahanan.
Sidang putusan permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping, pada Jumat (25/3/ 2022, diketuai Forci Nilpa Darma, sebagai Hakim Ketua, Syukur Tatema Gea, Morando Audia Hasonangan Simbolon, sebagai Hakim Anggota.
Dalam putusan Nomor 16/Pid.Sus/2022/PN Lbs sebagaimana tertera dalam direktori putusan Mahkamah Agung RI, menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “perbuatan cabul” dan diancam pidana dalam 292 KUHPidana.
Terpidana merupakan seorang oknum PNS di Badan Riset Inofasi Nasional dan tinggal di Muara Gondang Nagari Tanjung Betung, Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman dan Rawa Mangun Jl. Cipinang Baru Bunder Pulau Gadung Jakarta Timur.
Peristiwa pencabulan ini terjadi September 2021 sekira pukul 10.00 Wib di dalam warung milik Nurhaida yang beralamat di Muaro Gondang Jorong Rambahan Selatan Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman.
Saat itu korban disuruh ibunya pergi ke warung untuk meminta uang kembaliannya sebesar Rp 20.000, yang kebetulan saat itu pelaku yang menjaganya.
Dengan mengelabuhi korban, pelaku mengajak korban masuk ke dalam warung tepatnya di dekat telivisi. Kemudian pelaku mengambil masker warna hijau guna untuk menutup kedua mata anak korban, setelah itu terdakwa melakukan perbuatan cabul terhadap korban. (hsb)