Guru Honorer Kulit Melepuh usai Divaksin Dirawat di M Djamil, Dokter Sebut Kondisi Pasien Mulai Membaik

PAPARKAN— Ketua KIPI Sumbar dr Raveinal SpPD-KAI saat memberikan terkait kondisi terkini pasien yang mengaku kulitnya melepuh usai divaksin, Selasa (22/2).

PADANG  METRO–Seorang guru honorer di salah satu Sekolah Dasar (SD), Febri Yulianti (29) yang merupakan warga Jorong Subarang Tabek, Nagari Situjuah Banda Da­lam, Kecamatan Situjuah V Nagari, Kabupaten Lima­puluh Kota, mengalami kulit melepuh usai disuntik vaksin Covid-19.

Bahkan, sejak Jumat (18/2), Febri Yulianti dirawat secara intensif di RSUP M Djamil Padang dan ditangani oleh tim medis khusus. Hingga Selasa (22/2), kondisi pasien itu sudah mulai membaik, namun masih rawat inap di ruang Embun Pagi, RSUP M Djamil Pa­dang.

Dokter Penanggung Ja­wab Pasien (DPJB) Febri Yulianti yang sekaligus Ketua Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Sumbar, dr Raveinal SpPD-KAI saat jumpa pers, mengatakan, pasien tersebut merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit (RS) di Kabupaten Limapuluh Kota.

“Beberapa waktu yang lalu pihaknya melakukan rapat untuk mengumpulkan data riwayat pasien baik sebelum maupun sesudah dilakukan vak­si­nan­si. Mulai dari pasien ini tiba di Faskes I, mendaftar untuk vaksinansi, proses scree­­ning, divaksin, dan setelah dilakukan observasi, sampai me­nga­lami ra­dang pada kulitnya tersebut,” jelasnya.

Hasilnya, menurut  Ra­veinal, secara umum pa­sien Febri Yulianti menderita penyakit yang disebut psoriasis, yang merupakan kondisi ketika sel-sel kulit menumpuk dan mengha­sil­kan bercak bersisik yang gatal dan kering.

“Jadi penyakit ini sudah diderita oleh pasien selama bertahun-tahun. Waktu ia vaksin, kondisi pasien dalam kondisi tenang atau tanpa gejala. Sesuai dengan panduan pemberian vaksin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), orang yang memiliki penyakit auto imun bisa divaksin dalam kondisi tenang,” katanya.

Namun apakah vaksin membuat penyakit psoriasis pasien kambuh atau tidak, Raveinal mengakui pihaknya belum bisa memastikan karena butuh proses pemeriksaan lebih lanjut dengan alat yang tentunya canggih.

“Jadi memang kami sulit menentukan apakah vaksin memberikan dampak terhadap penyakit psoriasis pasien atau tidak. Yang jelas, setiap pasien yang sakit, maka tugas kami yang merawat,” ujar Raveinal.

Dokter lainnya, dr Gardenia Akhyar Sp KK (K), FINSDV menyebutkan, pa­sien atas nama Febri Yu­lian­ti merupakan pasien yang menderita penyakit psoriasis selama 8 tahun terakhir yang membuat sistem imunnya tidak seperti orang normal terkait kulitnya.

“Jadi penyakit ini bersifat lama dan kemungkinan untuk berulangnya sangat besar di masa depan. Ada fak­tor-faktor pencetus yang membuat psoriasis ini muncul kembali pada pa­sien,” jelasnya.

Ditambahkan, pasien atas nama Febri Yulianti selama 8 tahun terakhir melakukan pengobatan di berbagai tempat dan meng­konsumsi sejumlah obat. Berdasarkan rujukan kolegium dari persatuan ahli kulit seluruh Indonesia, tidak ada kontra indikasi antara pasien psoriasis dengan vaksin Covid-19.

Gardenia menjelaskan, berdasarkan data riwayat, pasien tersebut mendapatkan vaksinansi pada bulan November 2021 di Kabupaten Limapuluh Kota. Kemudian baru tanggal 7 Januari pasien datang ke RSUP dr. M. Djamil Padang untuk rawat jalan dengan kondisi yang lumayan berat.

“Pada saat itu kami sudah berikan sejumlah terapi sesuai dengan prosedur. Jadi memang kasus psoriasis ini tidak hilang dalam waktu satu minggu, makanya kami berikan rujuk kembali ke RS Limapuluh Kota karena di sana fasilitas sudah leng­kap,” ungkapnya.

Lalu pada tanggal 19 Februari 2022, pasien kem­bali datang ke RSUP dr. M. Djamil Padang lantaran kondisinya kembali buruk. Kemudian diambil keputusan bahwasanya pasien tersebut dirawat di RSUP dr. M. Djamil Padang.

“Dan Alhamdulillah setelah kami terapi, kondisi pa­sien sudah mulai membaik terbukti dengan ber­ku­rang­nya jumlah lesi pa­da ku­lit atau ruam,” ujar dr. Gardenia.

Terpisah, Direktur Sum­­ber Daya Manusia (SDM), Pendidikan dan Umum Dr  Dr Dovy Djanas menyebutkan, sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah vaksin memberikan dampak terhadap pasien.

“Namun yang jelas, kami akan memberikan perawatan maksimal kepada pasien sampai kondisinya membaik. Jika sudah menunjukkan kondisi yang baik, maka pasien bisa dirawat jalan di RS yang ada di Limapuluh Kota atau Payakumbuh,” tutupnya.(rom)

Exit mobile version