PADANG, METRO – Alun tantu karuah aia di muaro, asanyo dari hulu, antah kok ado gajah nan manyubarang, atau tabiang nanlah runtuah. Demikian kata kiasan disampaikan Wakil Ketua DPRD Sumbar Arkadius Datuak Intan Bano menyikapi persoalan bencana dan banjir yang menimpa sebagian wilayah Sumbar dan menelan korban jiwa.
Menurutnya, untuk melihat apa yang menjadi persoalan, kenapa bencana itu bisa terjadi, harus dilakukan kajian terlebih dahulu. Mungkin, faktor penyebabnya tidak hanya satu, akan tetapi ada faktor lain yang tidak disadari. Akan tetapi memiliki peran besar terjadinya bencana tersebut.
Untuk itu, lanjutnya, mari bersama-sama melakukan introspeksi diri, kenapa benacana ini terjadi. Untuk mengetahui penyebabnya, perlu dilakukan kajian secara agama dan juga secara ilmiah. Secara ilmiah, mungkin ada kerusakan pada bumi ini. Secara agama mungkin Allah sedang memberikan peringatan dalam bentuk bencana. “Karena itu saya memakai istilah itu. Semua yang menjadi faktor harus dikaji,” ungkapnya.
Pertama, secara agama, bencana gempa, tsunami, banjir dan longsor, adalah sannatullah. Sebuah ketentuan Allah yang pasti terjadi. Sudah dipastikan bahwa bencana longsor dan banjir yang melanda sebagian wilayah Sumbar kemarin itu merupakan ketentuan dari Allah.
Kedua, tentu kajian secara ilmiah. Ada kerusakan pada ekosistem bumi sehingga banjir dan longsor terjadi. Mungkin disebabkan bagian hulu sungai yang rusak, adanya praktik illegal loging, normalisasi sungai tidak dilaksanakan, atau penyempitan sungai.
Ketiga, mungkin sudah terlalu banyak umat manusia yang meninggalkan agama Allah. “Allah tidak akan menurunkan bencana di saat daerah itu masih ada orang yang bertaqwa beriman dan beristihgfar kepada Allah,” jelas Arkadius.
Menurutnya, ketiga faktor ini sebenarnya saling berkaitan. Sebab, Allah juga menyebutkan bahwa bumi ini diciptakan dengan seimbang. Namun manusia pulalah yang merusak keseimbangan itu.
Allah berfirman “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) [1] manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [ar-Rûm/30:41]
Karena adanya ketidakseimbangan atau adanya kerusakan di bumi, ditambah lagi hujan lebat yang terus menerus, membuat tanah dan sungai tidak lagi mampu menampung besarnya arus air yang datang dari hulu. Akibatnya sungai melimpah dan terjadilah banjir.