Peretas Website Setkab RI Ternyata 2 Remaja asal Sumbar, Ditangkap Bareskrim di Padang dan Dharmasraya, Tergabung dalam Komunitas BlackHat

HACKER DITANGKAP— Tim Bareskrim Polri menangkap dua remaja di Padang dan Dharmasraya lantaran terlibat dalam aksi peretasan website Setkab RI.

PADANG, METRO–Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri ber­hasil mengungkap Kasus peretasan situs resmi Se­kretariat Kabinet (Setkab) RI. Pelakunya ternyata dua remaja asal Sumatra Barat (Sumbar) yang di­tang­kap di Kota Padang dan Kabupaten Dhar­mas­raya.

Dua hacker yang meretas situs setkab.go.id ini diketahui berinisial BS alias ZYY (18) dan MLA alias Lutfifake (17). Setelah d­i­aman­kan di kediamannya masing-masing, kedua pe­laku selanjutnya dibawa ke Bareskrim Mabes Polri un­tuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

Karo Penmas Divisi Hu­mas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, para hacker ini ditangkap di dua lokasi berbeda. Di anta­ra­nya Kota Padang dan Ka­bu­paten Dharmasraya.

“Benar, telah ditangkap dua pelaku peretasan web­site Setkab. BS alias ZYY ditangkap tanggal 5 Agus­tus 2021 di Tabing Bandar Gadang, Kecamatan Nang­galo, Kota Padang,” ujar Rusdi kepada wartawan, Minggu (8/8).

Dijelaskan Brigjen Pol Rusdi, penangkapan pela­ku kedua berinisial MLA alias Lutfifake dilakukan Perumahan Hansela Garden, kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Dhar­mas­raya. Proses penang­ka­pan dilakukan pada 6 Agustus 2021.

“Barang bukti yang di­sita berupa dua laptop, tiga handphone dan satu char­ger laptop.  Penangkapan dua orang hacker ini juga dibantu oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar. Saat ini, kedua pelaku telah dibawa ke Mabes Polri,” ungkap Brigjen Pol Rusdi.

Brigjen Pol Rusdi Har­tono menuturkan, ber­da­sar­kan hasil pemeriksaan sementara, kedua pelaku sengaja merubah tampil website. Hanya saja, ter­kait motif lainya, masih dilakukan pendalaman.

“Motifnya mengubah tampilan website Setkab tidak sebagaimana mesti­nya sehingga website tidak dapat di gunakan semes­ti­nya. Sedangkan motif eko­nomi sedang didalami oleh penyidik,” kata Brigjen Pol Rusdi.

Brigjen Pol Rusdi me­nuturkan, dua pelaku ter­sebut tergabung dalam ko­munitas Padang Black­Hat.­Komunitas itu, sudah se­ringkali melakukan aksi peretasan dalam bebe­rapa bulan terakhir. “Pelaku yang tergabung dalam komunitas Padang Black­Hat ini menga­kui sudah me­lakukan pere­tasan ter­ha­dap 650 web­site,” ulas­nya.

Keduanya dijerat Pasal 46 ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) Jo Pasal 30 ayat (1) ayat (2) ayat (3), Pasal 48 ayat (1) Jo Pasal 32 ayat (1), Pasal 49 Jo Pasal 33 Un­dang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Peru­bahan Atas Undang-Un­dang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tran­saksi Elektronik.

Terpisah, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Se­tian­to mengatakan, pihak­nya dalam hal ini hanya sekadar membantu dan memfasilitasi dalam pro­ses penangkapan. Sepe­nuh­nya, penanganan dila­kukan di Mabes Polri.

“Kami hanya backup sama perlengkapan (pe­nang­kapan). Tapo pe­na­nga­nan kasus di Mabes Polri,” singkat Satake Bayu.

Pantaian POSMETRO, hingga Minggu (8/8), situs Setkab masih belum bisa diakses. Dalam laman web­site, tertera bahwa situs sedang update sistem.

“Kami akan segera kem­­­bali! Mohon maaf un­tuk ketidaknyamanan­nya, saat ini kami sedang me­lakukan update sis­tem,” begitu narasi yang ditam­pilkan dalam situs.

Sebelumnya, saat situs Setkab diretas, pelaku me­ning­galkan tulisan di dalam situs yakni Padang Black Hat Anon Illusion Tea. Pw­ned By Zyy Ft Lutfifake.

Menurut anggota Ke­lom­pok Pengguna Linux In­donesia (KPLI) di Padang, M Riza, black hat meru­pa­kan kelompok hacker yang ingin menjebol suatu sis­tem. Dalam dunia hacker, terdapat istilah Hacker yang berkelompok.

“Kalau seperti ditam­pil­kan di situs itu dijadikan nama komunitas. Sebenar­nya ada istilah black hat, kemudian white hat, selan­jutnya grey hat. Itu seperti kebiasaan di tim IT, me­reka membuat tim kubu,” kata Riza dikonfirmasi war­ta­wan.

Kelompok white hat, ungkap Riza, pada umum­nya berada pada kubu yang mempertahankan ke­amanan dari suatu sistem. Sedangkan black hat, ke­bali­kan dari kelompok whi­te hat. Black hat berada di kubu yang ingin menjebol suatu sistem. Tetapi men­jebol dalam artian umum, bukan merusak.

“Jadi mereka ingin ma­suk suatu sistem, mencari celah lalu meninggalkan bukti. Kemudian si white hat, oh ternyata ada bukti orang masuk. Jadi sema­cam ada simbiosis antara white hat dan black hat tapi tidak secara langsung. Jadi black hat itu memang se­cara natural kelompok-ke­lompok (hacker) yang ingin masuk atau menjebol suatu sistem,” pungkasnya. (rgr)

Exit mobile version