PESSEL, METRO–Seorang mahasiswi Universitas Negeri Padang (UNP) diduga hilang ketika hendak pergi mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) di daerah Tampunik, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Parahnya, pihak keluarga meyakini mahasiswi itu hilang dibawa kabur oleh dukun.
Korban berinisial VR (22) sudah hilang kontak dengan keluarganya sejak Selasa (13/7). Dugaan korban dibawa kabur dukun, diperkuat adanya pesan WhatsApp dari sang dukun yang menyampaikan permintaan maaf untuk membawa korban VR, tetapi tidak menyebut ke mana korban dibawa.
Hingga Minggu (18/7), korban VR belum diketahui keberadaanya. Bahkan, pihak keluarga sudah melapor ke Polsek Lengayang, namun belum membuahkan hasil. Meskipun begitu, Poisi masih terus melacak kebaradaan sang dukun.
“Adik saya ini awalnya pergi KKN, karena KKN sekarang dilaksanakan sesuai domisili, jadi adik saya KKN nya ke kampung sebelah,” kata kakak korban, Febri, Minggu (18/7).
Disebutkan Febri, pihak keluarga yakin adiknya dibawa kabur oleh seorang dukun lantaran beberapa hari sebelumnya sempat menemani sang ayah untuk berurut (pijit) ke tempat dukun tersebut. Bahkan, si dukun sempat mengirim pesan singkat melalui WhatsApp.
“Pas pergi KKN pukul 10.00 WIB, pukul 18.20 WIB, dia (dukun) WhatsApp ayah. Maaf pak, ini Chandra, VR (nama korban-red) saya bawa. Itu aja WhatsApp-nya,” jelasnya.
Setelah mengirim pesan singkat, nomor telepon seluler tersebut tidak aktif sampai sekarang. Begitupun nomor handphone korban. Menurut Febri, adiknya sempat terdeteksi di daerah Kerinci.
“Terdeteksi di Kerinci, tapi setelah dicari, tidak ketemu. Terdeteksi juga pernah ke hotel, pakai sepeda motor NMAX, tapi ditolak pihak hotel ketika itu, karena tidak ada ikatan nikah,” ujarnya.
Korban Kena Guna-guna dan Hipnotis
Menurut Febri, dirinya sangat yakin adiknya telah diguna-guna atau dihipnotis oleh sang dukun, karena selama ini adiknya tidak pernah membantah orang tua. Sebelumnya, adiknya juga tidak pernah berkomunikasi dengan dukun tersebut.
“Kalau memang sadar, saya yakin adik saya tidak akan mau. Pasti ini guna-guna. Saya yakin adik saya kena hipnotis. Keluarga saya dapat mempertanggungjawabkan, ini tindakan dukun. Adik saya ini tidak pernah membantah kata orang tua, kalau pergi pasti pamit,” tegas Febri.
Dikatakan Febri, VR merupakan anak kedua dari tiga orang bersaudara. VR juga anak perempuan satu-satunya di keluarga. Dengan telah dilaporkannya ke Polisi, ia bersama keluarga sangat mengharapkan Polisi segera menindaklanjuti laporan tersebut.
“Saya ingin adik saya secepatnya ketemu dan kembali ke keluarga dalam kondisi sehat dan selamat. Semoga Polisi segera menemukan adik saya,” ujarnya
Terpisah, Kapolres Pesisir Selatan AKBP Sri Wibowo ketika dikonfirmasi telah memonitor informasi tersebut, dan telah mengintruksikan jajaran Kapolsek, khususnya Kapolsek Lengayang untuk melakukan penyelidikan.
“Saya sudah monitor kasus ini dan memebrikan atensi kepada Kapolsek dan jajaran untuk segera memproses laporan itu dan berupaya melacak kebaraan korban yang diduga dibawa kabur dukun,” tegas AKBP Sri Wibowo.
Sementara, Kapolsek Lengayang Iptu Beny Hari Muryanto mengatakan, pihaknya memang sudah menerima laporan dari keluarga korban. Dari penyeledikan sementara, didapatkan informasi kalau ayah dari korban VR pernah berobat ke pada dukun tersebut dan begitu juga dengan VR.
“Pelaku diduga dukun baru tinggal di daerah Padang Rumbiah, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Sebelumnya merantau ke Palembang. Dukun itu sudah memiliki istri dan tiga orang anak,” kata Kapolsek Lengayang.
Dan hingga sampai saat ini pihaknya telah melakukan beberapa orang saksi termasuk istri dari pelaku dukun. Apa motif dari hal tersebut sedang didalami.
“Kita masih terus bekerja untuk mengungkap kasus tersebut. Kita akan terus melacak keberadaan dukun dan korban. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa ditemukan,” pungkasnya. (rio)