Mama Muda Tenggelam, 7 ABK Hilang

MENTAWAI, METRO – Kapal Motor (KM) Arung Samudera dengan nama lambung “Mama Muda 04” dikabarkan mengalami kebocoran dan tenggelam di perairan laut 60-70 mil dari Pulau Bay Bengkulu saat hendak menuju Kepulauan Mentawai, Minggu (5/8).
KM Arung Samudera membawa 10 anak buah kapal (ABK). Hingga kemarin baru tiga orang yang berhasil ditemukan. Sementara 7 ABK lainnya masih hilang. Menurut data yang dihimpun, kapal berasal dari Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Pessel begitu juga dengan ABK dan nakhodanya.
Kapolsek Linggo Sari Baganti AKP Yohanes, Senin (6/8) menyebutkan, sebelum mengalami kebocoran dan terombang-ambing gelombang, Kamis (2/8) kapal nelayan milik Asis, warga Durian Pandaan, Air Haji Barat, Linggo Saribaganti berangkat untuk melaut.
”Dalam perjalanan sekitar 60-70 mil dari Pulau Bay Provinsi Bengkulu, kapal diduga mengalami kebocoran. Kapal terombang-ambing gelombang tinggi dan diduga membuat ABK jatuh ke laut,” terang Kapolsek.
Berdasarkan informasi dari salah seorang pihak keluarga ABK yang berhasil selamat, kapal KM Arung Samudera akan bersandar di perairan Bengkulu untuk mencari ikan. ”ABK Kapal yang berhasil ditemukan selamat ada tiga orang dan saat ini ketiganya masih di Bengkulu. Ketiganya adalah Asis (37), pemilik kapal, Devi (38), warga Kampung Muara Air Haji, Piil (35), warga Kamp Muara Air Haji,” katanya.
Sementara, ABK lainnya yang sampai saat ini belum ditemukan adalah Siin (45), warga Kampung Sualang, Kenagarian Lalang Panjang, Kecamatan Airpura. Miko (35), warga Kampung Muara, Air Haji dan tiga orang warga Pulau Bay Bengkulu, yaitu Opta (33), Dion (30), dan Dadok (35).
Pencarian Dilanjutkan
Kepala Kantor SAR Mentawai, Akmal menambahkan, dari 10 orang yang hilang, tiga orang sudah berada di Kapal Bagan Nadia Sapitri di bagian Timur Sikakap, tetapi tidak menepi. Kapal bagan Nadia Sapitri ini ownernya juga pemilik kapal bagan yang hilang.
”Kami berharap dukungan dan doa dari semua pihak agar mereka ditemukan dengan selamat. Pencarian melibatkan tiga kantor SAR, Padang, Bengkulu dan Mentawai.” katanya.
Dari Padang, SAR menggerakkan Kanyusar Yudistira Padang dan juga KRI milik Danlantamal Padang. Sementara dari Bengkulu dikerahkan RB213 Bengkulu dan Auner, suatu bagan yang dikerahkan untuk membantu pencarian.
Dari Mentawai menyiapkan Grip untuk pencarian di wilayah Sipora. Namun sampai hari ini belum ditemukan ketujuh korban tersebut. Tim tetap optimis semoga korban dapat ditemukan dengan selamat.
”Tim kita libatkan untuk semua unsur seperti TNI Polri dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai dan semua organisasi seperti RAPI, ORARI, Tagana, PMI, Pramuka untuk membantu melakukan pencarian dan pertolongan. Ini sudah hari kedua pencarian korban,” terangnya.
Katanya, informasinya mereka hilang 2 Agustus. Namun pencarian baru dilakukan dua hari setelah mendapat informasi. Untuk cuaca, dari analisa aplikasi SAR mereka bergerak ke arah Utara angin dari Selatan.
”Kemungkinan mereka di Timurnya Pagai Selatan dan tidak menutup kemungkinan sampai ke Pulau Sipora. Saat ini pihak kami masih menunggu keterangan lebih lanjut terkait perkembangan pencarian ABK yang belum ditemukan,” akhirnya. (ri/s)

Exit mobile version