Jajaki Peluang Kerjasama di Bumi Lancang Kuning, Komisi II Dorong Pemprov Sumbar MoU dengan Riau di Bidang Pertanian

Komisi II DPRD Sumbar poto bersama usai melakukan pertemuan dengan Pemprov Riau.

Komisi II DPRD Sum­bar  meminta pe­merintah provinsi Su­ma­tra Barat segera menin­daklanjuti kerja sama bi­dang pertanian dengan Pro­vinsi Riau karena da­erah tersebut berpeluang menampung hasil pro­duksi dari Sumbar.

Menindaklanjuti ren­cana kerjasama di sektor pertanian tersebut, Ko­misi II DPRD Sum­bar yang membidangi pere­ko­no­mian telah melakukan kun­jungan kerja (kunker) ke Pro­vinsi Riau atau daerah yang se­ring disebut sebagai Bumi Lan­cang Kuning.

Dalam kunker tersebut, Komisi II mendorong  dan mengusulkan agar pemerintah Provinsi Sumbar segera mem­buat nota kesepahaman (MoU) untuk pemenuhan kebutuhan bahan pokok provinsi tetangga itu, karena daerah tersebut berpeluang menampung hasil produksi dari Sumbar.

Diketahui, Riau masih ke­kurangan 150 ribu ton beras, 250 ribu ton benih, apalagi saat ini sedang cetak sawah baru. Ini peluang yang harus segera diambil.

Tidak hanya di sektor per­ta­nian, Riau juga keku­rangan ikan termasuk benih untuk mengisi keramba, daging, hing­ga sayur-sayuran. Jika kerja sama ini bisa diwujudkan tentu akan memperbaiki taraf hidup di sektor pertanian.

Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS produksi padi di Sumatera Barat se­panjang 2020 mencapai 1.387 juta ton dengan luas sawah yang dipanen 295,66 ribu hektare atau mengalami penu­runan 97,86 ribu ton diba­n­ding­kan tahun sebelumnya

Sekretaris Komisi II DPRD Sumbar, Nurkhalis Datuk Bijo Dirajo mengatakan, rencana kerjasama dengan Provinsi Riau dalam pemenuhan bahan pangan merupakan rencana yang telah dibicarakan dari beberapa bulan yang lalu. Kunjungan kali ini juga meru­pakan tindak lanjut agar nota kesepahaman bisa disepakati lebih cepat.

“Untuk sekarang tersedia­nya komoditi bahan pokok Provinsi Riau, seperti beras dan daging dalam ke­adaan minus, peluang kerja­sama itu mesti ditangkap cepat oleh Sumbar yang dalam kea­daan surplus,” ujar

 “ Dengan adanya kerja­sama sektor pangan dengan Sumbar akan membantu per­luasan pemasaran hasil panen petani, sehingga perekonomian perlahan pulih,” tambahnya.

 Sebagaimana diketahui pada masa pandemi Covid-19, sek­tor ekonomi nasional dan daerah tergerus, sehingga perlu langkah-langkah strategis, salah satunya memperkuat kerjasama dengan provinsi lain.

 Dia mengatakan ku­n­jungan komisi II ke Riau, di­sambut dengan dinas pertanian provinsi tersebut, pertemuan juga dilaksanakan pada gedung OPD itu, komisi mengharapkan agar kesepakatan kerjasama dengan provinsi riau segera terealisasi, namun ada be­berapa tahap yang harus dile­wati.

 Dalam beberapa hari ke depan Pemerintah Provinsi Riau melalui dinas terkait akan mengunjungi  Sumbar untuk proses selanjutnya.

 “Dengan adanya kerja­sama ini, akan mengoptimalkan potensi pertanian Sumbar yang merupakan salah satu anda­lan,” katanya.

 Sementara itu Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pro­vinsi Sumatera Barat, Muha­yatul mengungkapkan.

 “Melalui kunjungan ini, kami ingin mendalami bagai­mana Riau menggenjot sektor perekonomian masyarakat dan mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD),” kata Muhayatul

 Meski tidak sebesar Sum­bar, Provinsi Riau juga memiliki potensi yang sama, mulai dari pertanian, peternakan, kelau­tan, perikanan, kehutanan, dan perkebunan.

 “Ini yang perlu kita dalami, untuk mencari pembanding, masukan dan saran sehingga nanti bisa diterapkan juga di Sumbar,” tambahnya.

 Selain itu, Komisi II DPRD Sumbar juga menggali strategi Riau dalam mengatasi per­soalan pengangguran.

 Kemudian berbagai masu­kan, saran serta gagasan dan inovasi dari Riau akan dijadikan sebagai catatan penting agar dapat diadopsi dan diterapkan di Sumbar.

 Berkaitan dengan hal ter­sebut, kata dia, masa pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi perekonomian masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah harus mencari strategi dalam rangka pemulihan ekonomi. Karena dampak ekonomi wa­bah Covid-19 ini bersifat global, bukan saja di daerah.

 “Kita harus mencari strategi dan inovasi agar pereko­no­mian bisa menguat dan mampu melewatinya. Masyarakat mem­butuhkan dorongan untuk mam­pu bertahan bangkit dari krisis,” tutupnya (*)

Exit mobile version