SAWAHLUNTO, METRO–Objek wisata Danau Tandikek yang merupakan bekas galian tambang batubara di Kota Sawahlunto memakan korban jiwa. Delapan orang wisatawan yang sedang asyik berfoto-foto tercebur ke danau yang dalamnya diperkirakan lima meter akibat dermaga ambruk di Camping Ground Kandi pada Rabu (26/5) sekitar pukul 18.00 WIB.
Lima orang yang diketahui bernama Widya Wulandari (28), Luffy Septiano (21), Elia Nelsa Prisanti (17), Siska Rahayu (26) dan Elvi Yendri Tampunik (48) tewas tenggelam. Sedangkan tiga korban lainnya, bernama Uci (40), Nayla (16) dan Naomi (4) berhasil selamat.
Tim SAR yang mendapatkan laporan adanya insiden itu, langsung mendatangi lokasi untuk melakukan pencarian terhadap kelima korban yang tenggelam. Satu persatu jasad korban ditemukan. Pencarian pun berakhir hingga pukul 00.30 WIB, Kamis (27/5) setelah jasad korban yang terakhir ditemukan.
Informasinya, para korban merupakan satu keluarga besar yang berasal dari Kelurahan Lubang Panjang, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto. Total rombongan keluarga tersebut yang berkunjung ke objek wisata itu berjumlah 14 orang.
Kepala BPBD Adriyusman yang mengatakan, korban ini merupakan keluarga besar, datang ke Danau Tandikek sekitar pukul 17.15 WIB untuk berfoto-foto dari atas dermaga Camping Ground Kandi yang baru selesai pembangunannya pada Desember 2019 lalu.
“Rombongan ada 14 orang tapi ketika kejadian naas dermaga yang rubuh, d iatasnya ada delapan orang. Namun tiga orang berhasil diselamatkan dan lima orang lagi yang tercebur ke danau tidak berhasil diselamatkan hingga dilaporkan tenggelam,” kata Adriyusman, Kamis (27/5).
Dijelaskannya, mendapat laporan itu, pihaknya bersama TNI/Polri langsung melakukan pencarian terhadap lima korban yang tenggelam. Awalnya pukul 20.10 WIB, dua orang korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan korban terakhir ditemukan sudah dini hari.
“Kedalaman danau sekitar lima meter dengan kedalaman lumpur dua meter. Untuk melakukan pencarian, tim SAR melakukan penyelaman. Kelima korban sudah berhasil ditemukan dan kondisinya sudah meninggal dunia. Setelah ditemukan, jasad korban langsung dievakuasi,” ungkap Adriyusman.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sawahlunto, Iptu Roy Sinurat mengatakan kelima korban yang meninggal tenggelam ini merupakan satu keluarga, dan ada korban tyang merupakan perantau dari Kalimantan yang pulang ke kampungnya di Waringin, Kelurahan Lobang Panjang, Sawahlunto.
“Peristiwa ambruknya dermaga terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Pengunjung melakukan kegiatan berfoto, jatuh delapan orang. Tiga selamat, lima orang dinyatakan tenggelam hingga meninggal,” kata Iptu Roy, Kamis (27/5/2021).
Iptu Roy mengungkapkan, untuk tiga korban yang selamat mengalami luka-luka. Terkait penyebab ambruknya dermaga, pihaknya masih melakukan penyelidikan pihak-pihak terkait seperti pengelola Camping Ground Kandi sudah diambil keterangannya.
“Kita belum bisa memastikan penyebab ambruknya dermaga tersebut. Tentunya kasus ini masih terus kita lakukan penyelidikan dengan meminta keterangan dari saksi-saksi,” ungkapnya.
Insiden Terjadi di Luar Jam Operasional
Kapolres Sawahlunto, AKBP Junaidi Junaidi menegaskan, peristiwa ambruknya dermaga terjadi di luar jam operasional. Tempat wisata Danau Kandi buka hanya dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB.
“Perlu kami tegaskan, wisatawan ini datang pukul 17.30 WIB dan kejadian setengah jam setelah itu. Jadi kejadian di luar jam operasional tempat wisata itu, sehingga tidak diawasi lagi oleh pengelola, kan hanya sampai pukul 17.00 WIB. Wisatawan ini datang untuk selfie di dermaga,” sambungnya.
Junaidi mengungkapkan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut. Begitu juga soal apakah Danau Tandike masih layak atau tidaknya dijadikan sebagai objek wisata.
“Masih proses penyelidikan, ya. Terkait apakah adanya unsur kelalaian masih kami cari. Tim masih terus bekerja untuk menyelidikinya,” jelasnya.
Objek Wisata Ditutup
Pasca-insiden ini, pihak kepolisian mengambil kebijakan untuk menutup kawasan objek wisata tersebut. Hal ini ditegaskan AKBP Junaidi Nur saat dikonfirmasi wartawan.
“Kami tutup dulu objek wisata tersebut. Sampai kapan akan kami koordinasikan lagi,” tegasnya.
Hal yang sama juga diungkap Wali Kota Sawahlunto Deri Asta. Menurutnya, objek wisata itu ditutup untuk uji kelayakan dengan meminta kajian kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Yang jelas kita tutup dulu. Tujuannya agar kita bisa melakukan uji kelayakan. Saya bersama Wakil Wali Kota telah menjenguk korban selamat di RSUD Sawahlunto dan melayat ke rumah duka,” ungkapnya.
Selain itu, Deri Asta belum bisa memastikan korban mendapatkan asuransi sebab jam berkunjung wisata melewati batas waktu berkunjung pukul 17.00 WIB. Tetapi, hal itu belum final karena masih menunggu proses penyelidikan.
“Berdasarkan informasi dari korban yang selamat mengatakan bahwa saat dia berkunjung ke lokasi wisata dipungut bayaran Rp 50 ribu/rombongan. Makanya, kita tunggu dulu hasil penyelidikan dari Polisi. Dengan adanya kejadian ini, kita menyampaikan duka yang mendalam,” pungkas Deri Asta. (pin)