PADANG, METRO – Hujan deras yang melanda Kota Padang, Rabu (14/2) malam mengakibatkan beberapa kawasan di Kota Padang tergenang banjir. Satu remaja yang masih berstatus SMP meninggal dunia akibat hanyut terbawa arus sungai.
Korban, Gilang Prayuda (14) yang hendak mencari ikan bersama temannya itu hanyut akibat terjatuh dan terseret arus deras Banda Bakali, Parak Karakah, Padang Timur. Korban akhirnya ditemukan pemulung, Kamis (15/2) sekira pukul 09.15 WIB, di Pantai Muaro Lasak, Kecamatan Padang Barat.
Informasi yang dihimpun, jasad korban pertama kali dilihat oleh seorang pemulung yang sedang mencari barang rongsokan. Saat memilih-milih barang itu, pemulung tersebut melihat sesosok mayat mengapung di bibir pantai. Awalnya, dia mengira mayat yang mengapung itu adalah boneka.
Karena penasaran ia mendekatinya. Alangkah terkejutnya pemulung itu setelah melihat dari dekat ternyata mayat laki-laki. Saat dilihat, posisi korban tertelungkup dengan kaos merah. Selanjutnya pemulung itu memberitahu salah seorang warga.
Mendengar cerita pemulung, warga kaget dan memberitahukan warga lainnya. Kemudian petugas dari Polsek Padang Barat, Basarnas Padang, BPBD Padang dan regu penolong lainnya menuju lokasi mengevakuasi jasad korban. Setelah diidentifikasi, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk pemeriksaan medis. Jasat dengan kondisi luka robek di kepala. Setelah itu petugas mengabari pihak keluarga korban.
“Saat itu saya sedang memulung mencari barang bekas dan melihat seperti ada yang mencurigakan, kemudian saya membetitahukan kepada salah seorang warga sekitar, setelah dilihat ternyata mayat seseorang,” kata Fitriani (32), pemulung yang menemukan korban pertama kali.
Kapolsek Padang Barat AKP Armijon mengatakan, setelah menerima informasi adanya penemuan mayat, pihaknya langsung menuju lokasi. Setiba di lokasi, langsung mengumpulkan bahan keterangan dan mengamankan lokasi kejadian.
“Jasad korban ditemukan oleh pemulung, setelah dilakukan identifikasi kemudian dievakuasi ke rumah sakit. Menurut informasi jasad itu adalah korban yang hanyut pada hujan lebat Kamis malam,” kata Armijon.
Armijon menyebutkan, saat pertama kali ditemukan pemulung, posisi jasad itu telungkup, mengenakan kaos merah, dan hanya tinggal celana dalam saja. Sedangkan di kepala korban terdapat luka robek. Diduga, korban sebelum terseret arus korban dan tiga rekannya menangkap ikan di Banda Bakali, Parak Karakah Padang Timur.
“Kemudian hujan lebat mengguyur Kota Padang saat itu. Korban dan tiga rekannya berusaha menyematakan diri karena arus air sangat deras. Namun, korban diseret arus yang sangat deras. Berkemungkinan saat terseret arus saat kejadian, korban mengalami berbagai benturan, yang membuat korban luka-luka dan celananya juga terlepas. Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan diminta membuat surat pernyataan penolakan agar tidak ada tuntutan dikemudian hari,” ungkap Armijon.
Sementara itu Kepala BPBD Kota Padang, Edy Hasymi, mengatakan jasad yang ditemukan itu adalah korban yang terseret arus di Banda Bakali Parak Karakah. Ketika itu korban mencari ikan dan hujan mengguyur malam itu dan tidak bisa menyelematkan diri.
“Informasinya, saat itu mereka berempat hanyut dua orang, yang satu selamat karena bergantung di pohon, tetapi korban tidak bisa diselamatkan. Air ketika itu sangat deras sekali. Selain menimbulkan korban jiwa, hujan lebat Kamis malam juga mengakibatkan pohon tumbang di kawasan Padang Selatan. Sedangkan rata-rata ketinggian genangan air mencapai 80 Cm,” ungkap Edy.
Edy Hasymi menambahkan, selain menimbulkan korban hanyut, selama hujan deras melanda Kota Padang juga menyebabkan genangan air di beberapa Kecamatan. Ketinggian 10 – 30 centimeter namun saat ini sudah tidak ada lagi genangan air tersebut.
“Genangan air terjadi karena intensitas hujan yang tinggi, sehingga got maupun selokan yang ada di perkukiman melimpah. Kepada masyarakat kita himbau untuk tetap waspada karena beberapa hari kedepan diprediksi cuaca masih tetap ekstrem,” pungkasnya. (rg)