Jembatan dan Rumah Dihondoh Banjir Bandang

SIJUNJUNG, METRO – Hujan deras yang mengguyur wilayah Sumbar sejak Senin (27/3) sore hingga Selasa (28/3), menyebabkan sejumlah daerah terendam. Di Kabupaten Sijunjung, dua kecamatan dihondoh banjir bandang yang menyebabkan satu jembatan rusak. Sedangkan di Kota Solok, sekitar 98 unit rumah terendam dan jalan provinsi putus.
Banjir bandang yang menerjang Sijunjung terjadi di Kenagarian Lubuk Tarok dan Kenagarian Lalan, Kecamatan Lubuk Tarok. Puluhan rumah terendam akibat meluapnya sungai Batang Karimo, sedangkan satu unit rumah hancur terbawa arus.
Selain rumah, jembatan penghubung menuju Nagari Lubuk Tarok, Lalan, Nagari Latang, serta Nagari Buluh Kasok, hancur dan tidak bisa dilewati.
Untuk evakuasi, belasan anggota TNI dari Kodim 0310 dan Polres Sijunjung bersama petugas BPBD dan Tagana, turun membantu evakuasi warga dan barang-barang milik warga yang dihondoh banjir bandang selama hampir 3 jam tersebut.
Hancurnya jembatan, membuat warga di Nagari Lalan, Latang dan Buluh Kasok, harus berputar arah dan menempuh jarak yang lebih jauh lagi, sekitar 30 kilometer.
”Kita berupaya membuat jalan sementara di atas jembatan untuk dilewati sepeda motor agar pasokan makanan dan kebutuhan masyarakat tidak terputus,” ungkap Wali Nagari Lubuk Tarok Zuriatman, Selasa (28/3).
Ia mengatakan, sebanyak 12 kepala keluarga (KK) di Lubuk Tarok, terpaksa diungsikan karena rumah sudah dipenuhi lumpur dan kayu. Daerah paling parah terkena dampak banjir bandang tersebut adalah Jorong Koto Tuo, Nagari Lubuk Tarok. Di sana, warga banyak bermukim di tepian sungai Batang Karimo.
Persawahan dan kebun warga juga mengalami kerusakan yang cukup parah, sementara itu di nagari Lalan, sebanyak 32 unit rumah juga terendam banjir dan lumpur. Namun, tidak terdapat kerusakan parah, tetapi beberapa rumah warga terlihat dipenuhi material lumpur yang terbawa arus. Tidak hanya rumah,  banjir bandang juga mengakibatkan beberapa ekor hewan ternak, seperti kerbau dan kambing mati terseret arus.
”Musibah banjir bandang ini merupakan terbesar sejak puluhan tahun lalu, akibat banjir ini beberapa hewan ternak milik warga mati karena tidak sempat diselamatkan pemiliknya,” ujar Wali Nagari Lalan, Kecamatan Lubuk Tarok Martonis, Selasa (28/3).
Sementara itu, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Sijunjung, langsung membangun dapur umum untuk keperluan para korban. Wakil Bupati Sijunjung Arrival Boy bersama jajaran OPD terkait, seperti kepala Dinas PUPR, kepala Dinas Sosial langsung meninjau lokasi bencana.
Banjir Solok
Hujan lebat juga menyebabkan rumah warga di Kota Solok dan Kabupaten Solok, Selasa (28/3), terendam. Luapan aliran sungai Batang Lembang tidak mampu menampung debit air yang semakin tinggi, merendam pemukiman warga.
Di Kota Solok, sedikitnya 99 KK mengalami dampak banjir. Rumah warga terendam air dan memaksa 377 jiwa harus mengungsi keluar rumah untuk sementara waktu.
Kalaksa BPBD Kota Solok Ori Affilo mengatakan, rumah warga yang terkena dampak banjir terutama yang berada di kawasan rawan banjir yakni, di sepanjang bantaran Batang Lembang. Dampak banjir dirasakan oleh warga di lima titik, yakni di Kelurahan Kampai Tabu Karambie (KTK), Koto Panjang, XI Korong dan Aro IV Korong.
”Daerah terparah terdapat di Koto Panjang. Petugas mengevakuasi sekitar 32 jiwa dari 7 rumah yang terendam,” ujar Ori Affilo. Untuk menanggulangi dampak banjir, BPBD Kota Solok menerjunkan 24 personel bersama 3 perahu karet. Tak hanya itu, BPBD juga dibantu TNI-Polri, Tagana.
Dampak banjir kali ini memang tidak separah banjir sebelumnya yang juga sempat melanda Kota Solok awal tahun lalu. Namun, warga masih tetap dihantui banjir yang memang sudah menjadi langganan tetap setiap kali hujan turun.
Hujan lebat yang turun semenjak Senin (27/3) sore hingga Selasa pagi memang telah membuat warga cemas. Ditambah hujan dikawasan hulu Batang Lembang, air meluap dan merendam rumah warga menjelang subuh.
Hujan yang belum reda subuh itu memaksa sejumlah warga harus menyelamatkan harta benda mereka agar tidak terendam air. Tidak lama berselang, airpun mulai merendam sejumlah kawasan dan memaksa warga keluar rumah.
Sementara itu di Kabupaten Solok, sejumlah rumah warga juga terendam air akibat meluapnya aliran Batang Lembang. Di Nagari Koto Baru, sejumlah rumah warga yang berada dibantaran sungai terkena dampak banjir setinggi lutut orang dewasa.
Tetap Waspada
Terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Pagar Negara, kemarin, mengungkapkan, di Sijunjung ada 11 unit rumah yang digenangi banjir dengan ketinggian air mencapai 50 hingga 80 cm. ”Genangan air sangat tinggi, dan mengakibatkan jalan provinsi di Muaro, putus total,” ujar Pagar Negara, Selasa (28/3).
Sedangkan di Kota Solok, banjir juga melanda daerah Koto Panjang dan Kampai Tabu Karambia di Kecamatan Lubuk Sikarah, serta Kelurahan Tanah Garam di Kecamatan Tanjung Harapan.
Tidak hanya itu, Kabupaten Solok juga terdampak banjir yang melanda dua kecamatan, yakni Kubung, tepatnya di Koto Baru, dan Selayo. Serta di Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukit Sundi.
”Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Lembang yang tidak mampu menampung debit air hujan,” tegasnya. Selain itu, sekitar 350 jiwa yang terdampak banjir sudah mengungsi, serta telah mendapat bantuan logistik dari BPBD. ”Kami sudah berikan nasi bungkus untuk korban banjir,” terangnya.
Sementara, Kasi Observasi dan Informasi BMKG Padangpariaman Budi Imam Samiaji, menjelaskan, potensi hujan masih berlangsung di wilayah Sumbar. Namun, mulai Rabu (29/3), diperkirakan hujan hanya turun dengan intensitas ringan.
”Gambaran umum cuaca hari ini peningkatan potensi hujan terjadi pada sore hingga malam hari, dengan potensi hujan sedang lebat yang berada di Limapuluh Kota, Payakumbuh, Bukitinggi, Tanahdatar, Pasaman, Padangpanjang, Agam, Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasrya, Solok Selatan, Kota Solok, Kabupaten Solok. (e/vko/l)

Exit mobile version