15 Perempuan Seksi Terjaring Razia

PADANG, METRO–Sebanyak 15 perempuan berpakaian seksi terjaring razia gabungan Pol PP, Polri dan TNI, Minggu (26/3) dini hari. Para perempuan yang rata-rata masih muda itu diamankan dari empat tempat hiburan yang berbeda. Malam itu juga, mereka yang tidak memiliki kartu pengenal itu diarak ke Mapolresta Padang untuk dimintai keterangan.
Razia berlabel Operasi Bina Kusuma Singgalang 2017 itu membidik sasaran anak di bawah umur yang berada di tempat hiburan malam. Terlihat dalam razia, istri Wali Kota Padang, Herneli Mahyeldi yang juga ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPPA) Padang ikut bersama tim gabungan.
15 wanita yang terjaring itu, dua disk jockey (DJ) berinisial IY (23) dan SA (22) yang dijaring di Juliet Pub Musik Room. Tiga wanita di Den Hot Karaoke, Y (29), R 27, dan E (33). Tiga lagi dari Juliet, yakni ES (22), I (23) dan N (23). Di Charly Karaoke terjaring CY (29), FS (20), V (21), SIW (20), S (23), sementara di Axana Pub berinisial PI (21) dan EA (18).
Menariknya, saat membawa mereka ke Mapolres, petugas memberikan kain panjang untuk menutupi tubuh-tubuh seksi itu. Setelah didata dan diberikan pengarahan, seluruh wanita itu dibawa ke Mako Satpol PP Padang untuk menjalani tes HIV/AIDS. Saat ini, seluruh wanita yang diamankan telah kembali ke rumah masing-masing.
Sebelum razia, personel yang terdiri Polri, TNI dan Satpol PP Padang gelar apel gabungan. Tim ini dibagi dua dengan dua komando, yakni, Waka Polresta Padang, AKBP Tommy Bambang Irawan dan Harneli Mahyeldi. Sayangnya, diduga kedatangan petugas telah diketahui pemilik tempat hiburan, sehingga razia terindikasi bocor.
Pada malam itu, tim gabungan menyasar Juliet Pub Musik Room, Den Hot Karaoke, Axana Pub, Millenium Karaoke, Charly Karaoke, dan Happy Family. Dari lokasi yang didatangi, petugas tidak menemukan wanita di bawah umur bekerja di lokasi.
Kapolresta Padang, Kombes Pol Chairul Aziz melalui Kabag Ops Polresta Padang Kompol Sumintak mengatakan, Operasi Bina Kusuma digelar untuk melakukan pemeriksaan dan mengetahui kenapa masih banyak wanita-wanita terutama anak-anak yang berada di tempat hiburan malam. ”Sebelumnya kita menemukan adanya anak di bawah umur, tapi kali ini tidak,” ungkap Sumintak.
Soal kain panjang yang diberikan, Sumintak menyebut, hal itu adalah bagian dari pola razia yang humanis. ”Kita harus humanis. Yang kita amankan ini kan perempuan, jadi kita hargai. Kita siapkan kain batik sehingga nanti ekposenya lebih baik. Terhadap dugaan perdagangan anak masih di dalami,” tutur Sumintak.
Sumintak menuturkan, terhadap hasil yang diperoleh dari giat tersebut, nantinya akan dievaluasi dan akan dibahas untuk mencari kesepakatan oleh lintas sektoral. Pasalnya saat ditanyai, ada yang teridentifikasi tiga anak sekolah, tetapi pihaknya akan mengecek lagi karena sedang pendataan untuk memastikan.
”Kami akan mendorong Pemko Padang memberikan sanksi jika ada yang terbukti membiarkan anak di bawah umur berada di tempat hiburan malam. Apakah akan diskor dulu untuk tidak boleh membuka tempat hiburan, sehingga mungkin lebih tertib lagi tempat hiburan di Padang ini,” jelas Sumintak.
Selamatkan Anak
Ketua P2TP2A Padang, Harneli Mahyeldi mengatakan, razia ini bertujuan untuk membersihkan Padang dari praktik maksiat dan menyelamatkan anak-anak di bawah umur yang menjadi korban. “Razia seperti ini akan berkelanjutan yang dilakukan tim gabungan,” kata Harneli.
Harneli menambahkan, sebelumnya pada razia yang digelar Satpol PP Kamis (23/3) malam, ditemukan beberapa wanita di bawah umur di salah satu tempat hiburan malam. Setelah didata dan diberikan arahan, pihaknya memulangkan wanita tersebut kepada orang tuanya.
”Wanita di bawah umur yang terjaring kemarin, tidak warga Padang. Melainkan luar daerah. Saat ini mereka telah dipulangkan. Ini membuktikan pihak pengelola tempat hiburan memperbolehkan anak di bawah umur masuk ke dalam tempat hiburan malam. Padahal dalam aturannya setiap pengunjung harus memperlihatkan tanda pengenal,” ujarnya.
Selain itu, Harneli juga telah berkoordinasi dengan Manajemen Juliet Pub dan Karaoke agar jangan menerima pengunjung di bawah umur. Sebelumnya petugas menemukan wanita di bawah umur di sana. Tak hanya itu saja, ke depan seluruh tempat hiburan malam harus bisa komit agar tidak ada anak di bawah umur.
”Kita telah menegur dan berkoordinasi dengan manajer Juliet Pub dan Karouke, agar tidak menerima pengunjung di bawah umur. Sebab, keberadaan mereka di sana akan merusak mental mereka. Ke depan sudah harus ketat, harus dengan memperlihatkan identitas baru boleh masuk,” ujarnya.
Untuk pembinaan anak di bawah umur ini, pihaknya telah berkordinasi dengan Dinas Sosial. Saat ini telah ada tempat untuk pembinaan anak, baik itu berhadapan dengan hukum ataupun korban dari hukuman. Kita juga meminta kepada Pemko Padang, untuk memberlakukan batasan waktu kepada seluruh tempat hiburan malam di Padang,” pungkas Harneli. (rg)

Exit mobile version