Nabi Ismail As merupakan putra kandung Nabi Ibrahim As dari istrinya yang bernama Siti Hajar. Selain terkait erat dengan peristiwa kurban, salah satu keteladaan yang bisa dipetik dari kisah Nabi Ismail di antaranya adalah tentang awal mula mengalirnya air zam zam di kota Mekkah, Arab Saudi, yang tidak berhenti hingga sekarang.
Nabi Ibrahim As memiliki sebutan sebagai Abulanbiya, yakni bapak dari pada nabi. Maksudnya adalah di antara 25 nabi yang ada, 19 merupakan keturunan Nabi Ibrahim. Termasuk pula Nabi Ismail As.
Abdullah Alawi melalui artikel dengan judul “Di Balik Peristiwa Nabi Ibrahim dan Ismail ke Negeri Tandus” yang dikutip laman NU Online menyebutkan, Nabi Ismail ialah anak kandung Ibrahim dari istri yang bernama Siti Hajar.
Selain itu, Nabi Ibrahim juga mempunyai anak laki-laki lainnya yang kelak bakal menjadi nabi juga. Dia adalah Nabi Ishaq yang lahir dari istri bernama Sarah.
Salah satu peristiwa cukup menarik, Nabi Ibrahim kala itu memutuskan untuk memboyong Nabi Ismail beserta ibunya, Siti Hajar. Mereka menuju Makkah. Tempat yang dikenal dengan daerah tandus. Air pun sangat sulit untuk didapatkan.
Di lain sisi, Nabi Ishaq beserta sang ibunda, Sarah, justru dibiarkan untuk menetap di Syam, sebuah tempat yang sangat subur. Maka, hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi Mekkah pada zaman itu.
Meskipun demikian, keputusan penting dengan pindahnya Siti Hajar dan Ismail ke Mekkah itu ternyata mampu menghadirkan sesuatu yang membawa banyak manfaat bagi umat manusia hingga era modern.
Pada suatu saat, dituliskan oleh Bahrus Surur-Iyunk dalam artikel Belajar Kesungguhan Hidup dari Hajar dan Ismail via laman Suara Muhammadiyah, Siti Hajar beserta Ismail kecil yang sudah tinggal di kota Mekkah dalam kondisi kehabisan bekal, baik makanan maupun minuman.