Idham menambahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan rekapitulasi secara berjenjang. Dia mencatat, jenjang tersebut sudah mulai dilakukan di beberapa KPU provinsi. Selebihnya, masih di jenjang kabupaten/kota. “Nanti pada akhirnya perolehan suara peserta pemilu akan direkapitulasi di KPU RI (pusat, Red),” paparnya.
Mengenai lonjakan suara PSI yang melampaui hasil quick count sejumlah lembaga survei, Idham belum bisa memberikan komentar. Namun, dia menegaskan bahwa semua pihak bisa turut mengawasi proses rekapitulasi berjenjang itu. “Saya ingin mengajak para pengakses Sirekap, tidak hanya melihat data numeriknya saja, tapi mohon lihat foto formulir model C hasil planonya,” ungkap dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sebelumnya mengingatkan semua pihak untuk tidak tendensius menyikapi rekapitulasi KPU yang masih berlangsung. Menurut Grace, penambahan dan pengurangan suara dalam proses rekapitulasi merupakan hal wajar. Terlebih, hingga saat ini masih ada lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung.
Diberitakan sebelumnya, anomali perolehan suara PSI menuai sorotan setelah terjadinya lonjakan suara PSI di sistem rekapitulasi elektronik KPU. Partai yang diketuai Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, itu tercatat memperoleh 2.403.392 (3,13 persen) secara nasional (data diakses pukul 17.00 WIB kemarin) dengan 65,82 persen data TPS yang masuk.
Anomali itu mulai jadi sorotan sejak Jumat (1/3). Suara PSI tercatat terus merangkak naik selama dua hari berturut-turut. Bahkan, penambahan tersebut mencapai 104 ribu suara dan membuat persentase perolehan suara PSI tembus di atas 3 persen. Persentase tersebut melampaui prediksi sebagian besar hasil quick count yang menyebut PSI hanya meraih suara nasional di bawah 3 persen. (jpg)