Tak terlihat “kekompakan” partai yang menjadikan Anies calon Presiden. Bendera PKS terlihat lebih dominan, tapi jumlahnya tak sebanyak agenda-agenda sebelumnya. Bendera partai NasDem juga tak banyak. Bahkan bendera PKB sepertinya juga tak begitu terlihat. Sedikit-sedikit sudut kota juga nampak bendera hitam Partai Ummat. Tapi, di banding kampanye umum, kali ini Anies terlihat seperi hanya diusung oleh satu partai yang dominan saja.
Terlepas dari berapa jumlah sebenarnya, Anies tetap Anies yang begitu pandai berkata-kata. Capres dengan tagline perubahan tapi dua dari tiga partai pengusungnya berada di pemerintahan itu begitu pandai menghipnotis masyarakat. Anies dengan lantang memuji semua peserta yang hadir di tengah teriknya matahari pada pukul 12.00 WIB. Karena dia harus kembali terbang ke Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).
Anies Baswedan optimistis gagasan perubahan semakin menguat dan dibutuhkan untuk Indonesia. Katanya, orang Minang itu selalu berada di dalam barisan progresif. “Karena itulah, kami makin merasa optimis gagasan perubahan yang kami dorong makin kuat, memang semakin dibutuhkan di Indonesia,” katanya.
Anies menyebut, dengan semangat perubahan yang ia bawa, Indonesia akan kembali memiliki marwah dan hukum yang tegak tanpa pandang bulu. Dia menyebut hukum di Indonesia sudah seharusnya tak diatur sesuai selera penguasa, tetapi hukum lah yang harus mengatur penguasa.
Anies yakin, gagasan tersebut bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Minang, karena pertimbangan tokoh bangsa yang banyak lahir dari tanah tersebut. “Putra putri Minang adalah pendiri republik ini. Mereka memiliki integritas yang tinggi dalam menjaga aturan ‘main’. Sehingga republik ini bukan untuk keluarganya, tetapi seluruh masyarakat Indonesia. Karena itulah, saya bersyukur hari ini bisa sampai di Padang, tempat yang berhasil memunculkan pribadi-pribadi hebat sejak masa awal republik,” katanya.
Ketua Tim Pemenangan Anies-Muhaimin Sumbar Rahmat Saleh mengatakan, yang datang sangat ramai. Bahkan ada yang dari Dharmasraya dan daerah jauh lainnya. Harus menginap terlebih dahulu di Padang. Rahmat tetap optimis Anies mendapatkan 80 persen suara. Meski beberapa hari sebelumnya ada survei yang dirilis, Anies-Imin dikalahkan oleh Prabowo-Gibran di Sumbar.
Sekarang waktu tak begitu banyak lagi. Mengubah pilihan masyarakat mungkin tak akan keburu lagi, tapi memagari yang sudah ada harus dilakukan. Tapi, isu perubahan adalah sebuah hal yang harusnya bisa dijual oleh Anies. Meski dinamika internal koalisi mungkin saja tak seirama.
Seperti yang pernah disampaikan mantan Presiden Amerika Setimat Barack Obama. “Perubahan tidak akan datang jika kita menunggu seseorang atau waktu yang lain. Kita adalah orang yang kita tunggu. Kita adalah perubahan yang kita cari.” Sekali lagi, berbeda itu biasa. Tapi kebersamaan dan kekeluargaan itu selamanya. Politik sekenanya, persaudaraan selebihnya. (Wartawan Utama)