Partai di posisi tiga adalah Golkar dengan pemilih sebesar 9,8% responden, lantas Partai Demokrat 9,4%, Nasdem 8,5%, PKB 7,8%, PKS 6,7%. Sementara di urutan bawah terdapat PAN dengan 3,8%, PSI 3,5%, Perindo 3,3%, PPP 3,3%, Partai lain 1,4%, dan belum menentukan pilihan atau undicided 1,1%,” sambungnya.
Ada dua partai non parlemen berpeluang masuk ke Senayan di 2024. Kedua parpol ini yaitu Perindo dan PSI. Untuk PSI elektabilitas mereka meningkat usai pengangkatan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum. Kaesang adalah putra Presiden Jokowi yang sebelumnya aktif berbisnis dan di berbagai platform media sosial.
Keunggulan Gerindra ini membuat persaingan parpol menuju Senayan juga akan semakin berat. Apalagi pada aturan Undang Undang, pemilik suara terbanyak langsung mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPR. Seperti saat ini, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menjadi Ketua DPR 2019-2024. Sementara berikut bisa saja diisi kader-kader Gerindra seperti Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon atau Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.
Tapi apakah memang Pemilu 2024 sudah waktunya PDIP lengser dari pemuncak. Meski sejak 2014 lalu, setiap ada survei Pemilu PDIP selalu nomor 1. Dan itu seperti diaminkan oleh banyak pihak. Karena masih mesranya hubungan partai banteng moncong putih dengan Presiden Jokowi dan keluarganya. Kalau memang PDIP tergeser, maka pendapat yang menyebut suara PDIP banyak dari Jokowi akan terkonfirmasi benar.
Apalagi jika jagoan PDIP Ganjar-Mahfud juga tumbang di Pilpres baik satu atau dua putaran. Akan terdengar kalimat Prabowo dan Gerindra menang karena ada unsur Jokowi di belakangnya. Meski sampai hari ini, belum ada kalimat Jokowi yang menyebut akan berada di belakang pasangan Prabowo-Gibran. Tapi hasil survei banyak menyebut memilih pasangan itu karena dukungan Jokowi.
Apapun itu, PDIP masih juara di parlemen. Masih ada waktu sebulan untuk membalikkan survei-survei ini. Seperti kata Presiden pertama Indonesia, “Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!” Pemilu setiap tahun, partai manapun berpeluang. Jadi, jangan putus asa dulu. (Wartawan Utama)