JAKARTA, METRO–Timnas Indonesia meraih kemenangan besar 4-1 saat melawan Timor Leste dalam laga uji coba internasional, Kamis (27/1/2022) malam WIB lalu. Bek sayap Pratama Arhan berkontribusi untuk tiga gol Indonesia, satu di antaranya dari lemparan ke dalam. Dalam laga itu permainan Indonesia secara umum tidak terlalu bagus. Hal itu disadari oleh pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Namun, ada beberapa pemain yang tetap bisa menampilkan permainan maksimal.
Pratama Arhan adalah satu di antaranya. Masuk di babak kedua, bek kiri milik PSIS Semarang itu memberikan perubahan berarti bagi permainan Timnas. Di laga itu, Arhan memiliki peran penting pada tiga dari empat gol Indonesia. Ia mencetak gol dari titik putih pada menit ke-73.
Empat menit kemudian, lemparan keras khas Arhan membuat penjaga gawang Timor Leste, Georginio Mendonca panik dan melakukan gol bunuh diri. Pada menit ke-80, Timor Leste kembali melakukan gol bunuh diri lewat Filomeno. Pemain belakang satu itu gagal mengantisipasi umpan crossing dari Pratama Arhan.
Kemampuan lemparan ke dalam keras dari Pratama Arhan memang bisa dikatakan kemampuan spesial. Tak banyak pemain di dunia yang punya kemampuan seperti itu. Salah satu yang paling terkenal adalah legenda klub Inggris Stoke City bernama Rory Delap. Sebelum Arhan “mencetak gol” lewat lemparan ke dalam, Delap juga pernah melakukan hal itu. Tepatnya pada ajang Premier League musim 2008/2009 lalu. Lemparan Delap membuat bek Everton, Phil Jagielka melakukan gol bunuh diri.
Sementara itu netizen lain juga membandingkan Arhan dengan bek kiri milik Chelsea, Marcos Alonso. Menurut akun Twitter @idextratime misalnya, Arhan lebih baik dari Alonso yang disebut sebagai pemain lamban.
Kebetulan, Arhan dan Alonso juga punya kemampuan yang mirip. Keduanya jago dalam mengeksekusi bola mati entah itu tendangan bebas maupun tendangan penalti. Namun, ada satu skill yang tidak dimiliki Alonso tapi dimiliki oleh Arhan. Yakni skill melakukan lemparan ke dalam dengan keras dan terukur.
//Attacking Wide-back
Sebagai bek sayap, Pratama Arhan memang dianugerahi kemampuan menyerang yang bagus. Ia punya kecepatan, pandai mengambil set piece, bahkan penalti. Juga tentu saja pemberi umpan silang yang mumpuni.
@aunrrahman di Twitter menyebut Arhan sebagai attacking wide-back. Sebuah term yang menggambarkan bek sayap yang punya peran krusial dalam membantu serangan di timnya.
Arhan memang spesial dalam hal membantu penyerangan di tim yang ia perkuat. Namun, pemain berusia 20 tahun asal Blora ini sepertinya masih harus bekerja keras untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam bertahan.
//Berharap Muncul Penerus Pratama Arhan
Kontestan BRI Liga 1 PSIS Semarang dan Provinsi Jawa Tengah pada umumnya patut berbangga. Dua pemuda dari Jateng yang kini memperkuat PSIS, yakni Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga tengah menjadi andalan di Timnas Indonesia.
Padahal keduanya adalah tumpuan PSIS Semarang dan juga tim Merah-putih masih berusia sangat muda. Baik Alfeandra Dewangga maupun Pratama Arhan masih sama-sama berusia 20 tahun.
Komisaris PSIS Semarang, Junianto memiliki harapan tersendiri melihat tren perkembangan pesepak bola dari Jawa Tengah. Khususnya pemain muda dari Jateng yang membela Laskar Mahesa Jenar seperti Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga yang saat ini membela Timnas Indonesia.
Menururnya, Jateng dan PSIS harus kembali melahirkan talenta-talenta hebat seperti Arhan dan Dewangga. “Semalam waktu Timnas Indonesia main, bisa dilihat bagaimana Arhan dan Dewangga tampil memukau seperti Piala AFF kemarin. Arhan cetak satu gol penalti, cetak gol pakai lemparan dalam yang dihitung bunuh diri, dan satu crossing yang berbuah gol bunuh diri juga,” tutur Junianto, Jumat (28/1).
Sosok yang akrab disapa Anto itu juga memberikan pujian pada konsistensi Arhan dan Dewangga. Ia juga berharap dua pemain muda itu bisa memberikan motivasi kepada para pemain muda yang lain di Jateng. Ia berharap semakin banyak wakil Jawa Tengah yang bisa berlaga membela Timnas Indonesia di masa depan. Tidak berhenti pada sosok Arhan dan Dewangga saja. (*/boy)