Eko salah seorang petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok menjelaskan lubang resapan biopori bukan hanya berfungsi sebagai saluran resapan air, tetapi juga sebagai sarana pengelolaan sampah organik. Sisa makanan, daun-daun kering dan bahan organik lainnya yang dimasukkan ke dalam lubang ini akan terurai secara alami menjadi kompos. Kompos tersebut kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang berguna bagi tanaman.
Menurutnya, lubang resapan biopori ini harus dirawat agar tetap terjaga kualitasnya dan dapat berfungsi dengan baik.
“Kita perlu merawat lubang biopori dengan cara mengisi lubang biopori dengan sampah organik secara bertahap setiap lima hari sekali sampai lubang terisi penuh dengan sampah. Biarkan selama tiga bulan agar sampah tersebut nantinya menjadi kompos. Selanjutnya angkat kompos yang sudah jadi dari lubang biopori. Lubang siap di isi kembali dengan sampah yang baru. Kompos pun siap digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di halaman rumah,” jelas Eko.
Adapun proses pembuatan lubang resapan biopori, ialah sebagai berikut : pertama, siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan biopori dengan air agar tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi. Selanjutnya lubangi tanah dengan posisi tegak lurus. Lalu buat lubang dengan kedalaman kurang lebih satu meter dengan diameter 10-30 cm. Setelah itu, lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang ukurannya sama dengan diameter lubang.
Kemudian isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput, kulit buah-buahan dan sampah yang berasal dari tanaman lainnya. Terakhir tutup lubang menggunakan kawat besi atau tutup pipa PVC yang sudah dilubangi terlebih dahulu. (vko)