LIMAPULUH KOTA, METRO
Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Safarudin Dt. Bandaro Rajo, meninjau pengerjaan proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas) Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, yang dikerjakan pelaksana proyek PT. Karya Shinta Manarito dan Konsultan Pengawas PT. Delta Arsitektur, Selasa (24/3) siang.
Tidak tanggung-tanggung, Safarudi Dt Bandaro Rajo, juga memboyong Kesbangpol Propinsi sebanyak 4 orang yang dipimpin Adi Dharma, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi, Kesbangpol Kabupaten Limapuluh Kota Tiga orang dipimpin Zuhardi, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Doni Iklas, Walinagari Koto Tinggi, Arman, disambut Set Manager Pelaksana Proyek Jefri Hendriadi, ST, dan set manager lainnya.
Kepada Safarudin, Set Manager Jefri Hendriadi, ST menyampaikan bahwa sampai 24 Maret 2020 pengerjaan proyek pembangunan gedung Auditorum dan Museum sudah mencapai 99,19 persen dan tinggal 0,81 persen. Meski tinggal 7 hari lagi hingga 31 Maret 2020 sebagai batas akhir pelaksanaan pengerjaan setelah adendum selama 90 hari sejak Januari 2020, Jefri Hendriadi, optimis bisa menyelesaikan sisa pengerjaan tepat waktu.
“Pengerjaan sudah 99,19 persen tinggal pemasangan gonjong, atap, Singa, sisi ikan, lembasring sekitar 0,81 persen lagi. Dan sampai batas terakhir 31 Maret 2020 beberapa hari lagi, diusahakan selesai. Karena kendala kita pada cuaca, biasanya sore sudah hujan, jadi karena kita bekerja diketinggian lebih kurang 50 meter, maka harus sangat hati-hati,” sebut Jefri Hendriadi.
Disampaikannya, untuk gedung Auditorum, sudah selesai keseluruhan termasuk sudah memasang 200 lebih kurang set sofa tempat duduk dan proyektor yang sudah terpasang dapat difungsikan. Kemudian juga untuk pengeras suara, mikrofon, dan lampu listrik sebagai penerang juga sudah menyala terang benderang. Sementara, untuk gedung Museum yang ada beberapa lantai memang ratusan pekerja masih terlihat berjibaku melakukan finising diberbagai sisi ruangan terutama dibagian gonjong yang masih tersisa.
Memang sesuai kontrak proyek Dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Direktorat Pelestarian Budaya dan Permuseuman senilai Rp 32 Miliar yang dikerjakan PT.
Karya Shinta Manarito dan Konsultan Pengawas PT. Delta Arsitektur, berlangsung selama 114 hari kalender terhitung 9 September 2019-Desember 2019. Kemudian ada adendum selama 90 hari terhitung 1 Januari 2020 dan akan berakhir pada 31 Maret 2020.
Safarudin Dt. Bandaro Rajo, setelah meninjau pengerjaan proyek senilai 32 milliar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, kepada wartawan mengaku, mengapresiasi upaya dan kerja keras Pemerintah Propinsi yang telah mendorong untuk kelanjutan pembangunan Monas PDRI di Koto Tinggi setelah sempat terhenti selama 4 tahun. Meski demikian, dirinya berjanji akan terus mendesak Kementerian terkait melalui pemerintah propinsi untuk menyelesaikan pengerjaan sesuai tupoksi kementerian terkait.
“Kita apresiasi pemerintah propinsi. Dan kita juga akan terus mendorong pemerintah propinsi Sumatera Barat untuk getol menyampaikan kepada Pemerintah Pusat terkait progres pembangunan Monas PDRI di Koto Tinggi ini. Sehingga, masing-masing kementerian yang terlibat sesuai dengan SKB yang sudah disepakati, sudah saatnya melakukan pekerjaan diranah masing-masing seperti jalan menuju Monas PDRI masih kecil, sisi kiri kanan jalan kurang terawat sehingga dipenuhi semak, dan banyak yang rusak,” sebutnya.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota ini, menyebut bahwa kedua gedung yang sudah hampir finis dibangun tampak sangat megah dan mewah dengan aset mahal, sehingga menurut Ketua DPD Golkar Kabupaten Limapuluh Kota itu, perlu perhatian dari Pemerintah Propinsi Sumatera Barat untuk menjaga dan memelihara agar tidak rusak. ”Ini asetnya mahal dan bagus, jadi perlu dipelihara dengan baik. Apalagi kita melihat belum ada pagar, jadi harus ada yang ditempatkan disini,” pintanya.
Terkait penjagaan set dan pemeliharaan bangunan gedung museum dan auditorium Monas PDRI, disampaikan Kesbangpol Kabupaten Limapuluh Kota, Suhardi, dimana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota, sudah menempatkan tiga orang tenaga harian lepas (THL) untuk bertugas di Monas PDRI. “Sudah ada tiga orang THL dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota disini,” sebutnya.
Plt Walinagari Koto Tinggi, Arman. S.Pd pada kesempatan itu menyampaikan harapan kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Pusat terutama kementerian terkait untuk tidak setengah-setengah dalam melakukan progres pembangunan kawasan Monas PDRI di Koto Tinggi. Dirinya khawatir jika, setengah-setengah, dikhawatirkan gedung yang bernilai puluhan milliar ini akan menjadi rumah hantu.
“Kita mendorong supaya pelaksanaan pembangunan Monas PDRI ini jangan setengah-setengah, sebab kalau terhenti, bisa jadi rumah hantu. Dan kami sudah berikan tanah ulayat ini seluas puluhan hektare, dan kami masyarakat sangat berharap pengerjaan pelaksanaan mega proyek Monas PDRI ini selesai sesuai rencana semula,” harapnya. (us)