Dalam diskusi, mantan Wali Kota Josrizal Zain bersama mantan Sekko Irwandi Dt Batujuah, bercerita tentang kerja sama yang pernah dirintis Payakumbuh dengan Nantong. Terutama, pada bidang pendidikan, ekonomi atau industri, dan pariwisata. Josrizal bersama Irwandi, dan juga Syamsul Bahri Dt Bandaro Putiah, mendukung renca a Pj Wako Payakumbuh Suprayitno dan pemerintah daerah yang ingin menjalin kembali kerjasama dengan Kota Nantong ini.
Josrizal Zain yang dua periode menjadi wali kota juga menyebutkan, bahwa kerjasama sister city antara Payakumbuh dengan Nantong, pernah diapresiasi mantan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu. “Kerja sama Payakumbuh dengan Nantong, tak lepas dari keberadaan Yu Dafu, sastrawan dan pahlawan nasional China yang dibunuh Jepang di Payakumbuh. Dimana, putri Yu Dafu bernama Yu Meilan, adalah tokoh penting di Kota Nantong, Provinsi Jiansu,” kata Josrizal.
Ahli Sanitasi Indonesia ini menyebutkan, sejarah dan jejak Yu Dafu di Payakumbuh, banyak ditulis oleh M. Fajar Rillah Vesky, wartawan dan penulis yang baru saja dilantik sebagai anggota DPRD Limapuluh Kota. “Kalau soal sejarah Yu Dafu ini, banyak ditulis oleh adinda Fajar Vesky. Beliau banyak menyimpan arsip tulisan dan foto-foto tentang Yu Dafu,” kata Josrizal Zain.
Sedangkan M. Fajar Rillah Vesky, mengapresiasi Pj Wali Kota Payakumbuh Suprayitno yang punya perhatian serius terhadap isu-isu sejarah dan kebudayaan, serta serius menyambung kembali kerja sama kota kembar Payakumbuh dengan Nantong. Dimana, kerjasama itu tak lepas dari sejarah pahlawan nasional China Yu Dafu yang diculik dan dibunuh kempetai Jepang setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia, kemudian mayatnya diduga dibuang di sekitaran Batang Agam dan tak ditemukan hingga sekarang.
Fajar menyebut, keberadaan Yu Dafu di Payakumbuh, menandakan proses asimilasi antara penduduk lokal dengan masyarakat pendatang, sudah berlangsung secara terus menerus dan paripurna di Payakumbuh. “Payakumbuh adalah kota yang heterogen. Proses asimilasi di Payakumbuh, sudah berlangsung secara paripurna. Semangat ini, tentu perlu kita rawat dan jaga bersama,” kata Fajar Rillah Vesky yang sempat memaparkan sejarah hidup Yu Dafu di Payakumbuh. (uus)