LIMAPULUH KOTA, METRO–Pengrajin Tahu dan Tempe di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, “menjerit” akibat harga kacang kedelai di pasaran terus merangkak naik. Untuk Satu karung kacang kedelai impor seberat 50 kilogram saat ini dibeli pengrajin Tahu dan Tempe seharga Rp 580 ribu.
Sebelum wabah virus corona melanda Indonesia dan Dunia, harga Satu karung kacang kedelai impor, Rp 350 ribu. Kenaikan yang siknifikan mencapai Rp. 200 ribu perkarung, tidak dibarengi dengan kenaikan harga tahu dan tempa yang seimbang. Akibatnya, biaya produksi bertambah dan penghasilan pengrajin tahu dan tempa berkurang.
Salah seorang pengrajin tahu dan tempa di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Donal Efendi, mengakui jika saat ini harga kacang kedelai impor terus menunjukkan tren kenaikan harga. Namun, dirinya mengakui tidak tahu pasti apa penyebab harga kacang kedelai impor terus merangkak naik.
”Memang kami membeli kacang kedelai impor saat ini sudah 580 ribu rupiah satu karung seberat 50 kilogram. Kalau sebelum wabah virus corona, kami hanya membeli Rp 350 ribu rupiah satu karung. Selisih harganya cukup besar yaitu 200 ribu rupiah, dan ini tentu menambah biaya produksi dan mengurangi penghasilan,” ungkap Donal Efendi, disela-sela usahanya membuat tahu dan tempa.
Dikatakannya, setiap hari dirinya memproduksi sebanyak 150 kilogram kacang kedelai atau butuh Tiga karung kacang kedelai untuk membuat tahu. Sementara setiap hari Minggu dan Senin bertambah 50 kilogram untuk membuat Tempe. Meski tidak langka atau sulit mendapatkan kacang kedelai impor dipasaran saat ini, namun harganya terus merangkak naik membuat dirinya kewalahan.
”Kalau saat ini yang kita keluhkan soal harga kacang kedelai yang mahal, sebelumnya memang langka dipasaran dan sempat membuat kita tidak produksi selama sepekan. Tapi kini saat kita sudah mulai produksi, harganya terus naik, dan saya perkirakan juga akan mengalami kenaikan lagi, ini yang membuat kami kesulitan, sementara harga tahu dan tempe tidak naik, sekarang satu baskom kami jual hanya 110 ribu,” sebutnya.
Pengrajin tahu dan tempa yang sudah memiliki pekerja beberapa orang ini, berharap kepada Pemerintah untuk dapat menurunkan harga kacang kedelai impor. Sehingga, biaya produksi tidak semakin besar dan usaha tahu dan tempa bisa terus berlanjut. “Harapan kami semoga harga kacang kedelai impor tidak naik lagi, kalau dapat stabil. Kalau naik terus ya tentu kesulitan kita untuk produksi,” harap pengusaha muda ini. (uus)