SUDIRMAN, METRO
Narkoba tidak hanya menjadi musuh semua pihak, tetapi harus diperangi. Dalam melawan peredaran dan penyelahgunaan narkoba tidak bisa hanya dilakukan oleh BNN Kota Payakumbuh sendiri. Perlu peran serta seluruh elemen masyarakat dalam membantu kampanye anti narkoba.
Salah satu upaya BNN Kota Payakumbuh dalam melawan peredaran narkoba di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, dengan merangkul wartawan dalam kampanye anti narkoba. Melalui pemberdayaan, dan penyampaian informasi bahaya narkoba kepada masyarakat, dapat mewujudkan Payakumbuh Bersih Narkoba.
“Selain untuk mempererat silaturahmi dengan kawan-kawan media, tentu juga dalam rangka menggelorakan upaya kampanye anti narkoba di Kota Payakumbuh. Hari ini kita lakukan rapat kerja pemberdayaan masyarakat anti narkoba dilingkungan swasta di Kota Payakumbuh,” sebut Kepala BNN Kota Payakumbuh AKBP Sarminal, SH.M.Hum diwakili Koordinator P4GN, Indra Juwita, Senin (8/3) di salah satu Hotel di Kota Payakumbuh.
Selain menghadirkan nara sumber dari Dinas Kominfo Kota Payakumbuh, juga menghadirkan Ketua Balai Wartawan (BW) Luak Limo Puluah, dan Pimpinan Redaksi Harian Padang Ekspres dengan moderator Deni, dan dihadiri puluhan awak media yang bertugas di wilayah Luak Limo Puluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota).
BNN Kota Payakumbuh disampaikan Indra Juwita, kedepan bakal diventuk penggiat anti narkoba dari sekmen wartawan. Melalui penggiat anti narkoba kawan-kawan media memiliki peran strategis dalam menyampaikan bahaya narkoba kepada masyarakat. Dan diharapkan bisa terwujud Payakumbuh bersih narkoba.
Ketua Balai Wartawan (BW) Arfidel Ilham, S.Sos dalam perspektif media melihat bahaya narkoba dari berbagai sisi seperti kesehatan dan ekonomi. Mengutip, data yang disampaikan ICW, bahwa kerugian negara yang ditimbulkan dari peredaran gelap narkoba pada tahun 2019 cukup pantastik sampai 84 triliun. Jumlah itu jauh lebih besar dibanding dengan angka korupsi yang hanya mencapai 39,2 trilun pada 2019.
“Kondisi Indonesia memang “darurat narkoba” membutuhkan peran semua pihak, tidak terkecuali Jurnalis. Sehingga Wartawan dengan tulisannya bisa mengkampanyekan terkait bahaya narkoba kepada masyarakat. Dan kerugian negara yang diakibatkan peredaran gelap narkoba sesuai data ICW, pada tahun 2019 Rp 84 triliun, sementara untuk korupsi Rp 39,2 triliun. Ini cukup sangat berbahaya bila terus dibiarkan. Disinilah peran berbagai pihak untuk menjadikan narkoba sebagai musuh bersama,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Arfideli Ilham juga menyorot terkait hukuman pidana yang belum membuat pelaku jera. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya para Resedivis yang sudah berkali kali keluar masuk penjara, menjadi bukti bahwa hukuman pidana belum memberi efek jera bagi pelaku. Bahkan mayoritas LP penuh bahkan over kapasitas, dihuni oleh pelaku dengan kasus narkoba.
Sekretaris Kominfo Kota Payakumbuh, Dr. Dasril, M.Pd dalam materinya membuka diri untuk BNN Kota Payakumbuh untuk menyampaikan data-data kampanye anti narkoba guna dimuat di wabsite milik Pemerintah Kota Payakumbuh. Hal ini sebagai bentuk uapaya kampanye anti narkoba di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh. “Perlu kita membentuk kerjasama Pemko dengan BNN. Terutama dalam upaya P4GN. Sehingga, nanti kita bisa menyalurkan informasi lebih luas kepada masyarakat,” ucapnya.
Pimpinan Redaksi Harian Padang Ekspres, Revdi Iwan Syahputra, dalam materinya menekankan bahwa Narkoba tidak hanya musuh, tetapi harus diperang. Dia juga memuji langkah BNN Kota Payakumbuh yang menggandeng Balai Wartawan (BW) sebagai corong informasi kepada masyarakat dalam upaya kampanye anti narkoba.
“Semoga daerah lain juga melakukan hal yang sama. Semoga ini menjadi virus bagi daerah lain, sehingga pers memang unjung tombak dalam melawan narkoba. Dan setiap kata-kata yang kita buat itu di pertanggungjawabkan kepada publik dan tuhan,” sebutnya.
Dia juga berharap Pemko Payakumbuh dan Pemkap Limapuluh Kota bersama BNN Kota Payakumbuh betul-betul jadi lokomotif melawan narkoba di Luak Limo Puluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota). (uus)