POLIKO, METRO
Sebanyak 45 orang calon dan pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Payakumbuh mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Pembukaan bimtek yang bersumber dari dana aspirasi Anggota DPR RI Komisi VI Nevi Zuairina dari Fraksi PKS itu turut dihadiri oleh Plt. Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin RI E. Ratna Utarianingrum secara daring, Ketua TP-PKK Kota Payakumbuh Henny Riza Falepi dan Kadisnakerin Wal Asri di Hotel Kolivera Sicincin, Payakumbuh Timur, Selasa (2/3).
Panitia pelaksana Pejabat Fungsional Perencanaan Direktorat IKM Logam Mesin Elektronika dan Alat Angkut Ciska Farida Ariany menyampaikan ada tiga jenis bimtek yang dilaksanakan dengan masing-masing 15 orang peserta seperti bimtek IKM Service HP, IKM Kerajinan, dan IKM Makanan Ringan. Mereka akan diberi penguatan di berbagai tempat di Payakumbuh sesuai keahliannya.
“Mereka akan mengikuti pelatihan selama 3 hari kedepan. Diharapkan bimtek ini dapat memberi dampak positif kepada penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru industri kecil dan menengah di Sumatera Barat,” ujarnya.
Sementara itu, Kadisnakerin Wal Asri menyebut geliat IKM di Payakumbuh sukses mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kota itu, kalau Provinsi Sumbar minus, maka Kota Payakumbuh plus 1,17 persen. Wal Asri juga menyebut beruntung IKM di Payakumbuh mendapatkan bimtek dari Kemenperin ini.
“Kami siap bila nanti bakal ada lagi IKM kami yang diberi penguatan oleh kementerian, kesiapan kami di Payakumbuh bukan isapan jempol belaka, kami siap untuk maju dan berkembang,” kata Wal Asri mantap.
Dari sisi Nevi Zuairina menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kementerian Perindustrian RI sebagai mitra kerja Komisi VI DPR RI atas program bimtek IKM yang dilaksanakan di daerah pemilihannya (dapilnya). “Saya sudah memposisikan diri sebagai Ibu UMKM Sumatera Barat. Karena saya berfikir kita di Indonesia harus mengakui, kalau ketahanan ekonomi di tengah pandemi memang karena adanya IKM. Organisasi pengusaha dan organisasi lain 85 persen isinya adalah pelaku IKM, sisanya baru pelaku usaha besar,” ulasnya. (uus)