BUKITTINGGI, METRO – Kebijakan Pemko Bukittinggi menutup kawasan Jam Gadang saat malam pergantian tahun 2018 ke tahun 2019, membawa dampak yang signifikan dengan kondusifnya suasana kenyaman dan keamanan. Kenapa, karena tidak ada pesta kembang api seperti momen yang sama di tahun-tahun, Selasa.(1/1). Sehingga kebijkan Pemko Bukittinggi tersebut perlu diapresiasi.
Hal itu juga tidak terlepas dari ajakan Pemko Bukittinggi kepada masyarakat, untuk tidak turut serta dalam perayaan malam tahun baru, tidak membeli petasan, tidak membeli terompet. Kemudian, yang paling penting yakni ajakan untuk memaknai momen ini dengan menggelar kegiatan keagamaan di masjid dan mushalla.
Objek wisata Jam Gadang, memang tidak ada satupun kembang api yang menyinari langit malam pergantian tahun tersebut. Kondisinya pun juga berbeda dengan berkurangnya animo masyarakat untuk ikut serta dalam momen pergantian tahun masehi itu.
Wali Kota, Wakil Wali Kota, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tampak langsung memantau kegiatan pergantian tahun di taman Jam Gadang.
Wali Kota Bukittinggi, M Ramlan Nurmatias, Selasa (1/1) dini hari, menuturkan, upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipatif agar tidak terpusatnya kegiatan malam pergantian tahun di Jam Gadang. Karena memang, Pemko Bukittinggi telah mengimbau masyarakat dan pengunjung untuk dapat melaksanakan kegiatan yang lebih positif saat malam pergantian tahun. “Dari pantauan yang dilakukan, kondisinya aman dan terkendalin di taman Jam Gadang, wujud dari kesadaran masyarakat untuk lebih mengevaluasi diri, melaksanakan kegiatan yang lebih positif . Dia antaranya, seperti berzikir, muhasabah, bersilaturahmi dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Imbauan itu, ternyata di respon baik oleh sejumlah kalangan,” ulas Ramlan.
Ramlan Nurmatias menambahkan, tidak ada kembang api di taman Jam Gadang. Pergantian tahun lebih baik diisi dengan kegiatan yang lebih positif dari pada berkumpul di satu titik yang bisa saja menimbulkan dan memancing hal hal yang tidak diinginkan. Apalagi taman pedestrian Jam Gadang masih dalam tahap renovasi. “Pemko Bukittinggi mengapresiasi masyarakat yang telah melaksanakan berbagai kegiatan tabligh akbar, berdzikir bersama dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Saat malam pergantian tahun, memang tidak ada satupun kembang api yang menghiasi langit Jam Gadang. Namun demikian, masyarakat tetap dihibur dengan air terjun menari berwarna-warni,” kata Ramlan.
Jam Gadang tetap ditutup. Namun atraksi air mancur menari tetap nyalakan untuk menghibur masyarakat pengunjung yang hadir dan bukan berarti ada kegiatan tahun baru. Ramlan Nurmatias mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mengindahkan imbauan dari Pemko Bukittinggi dan selamat memasuki tahun 2019. Semoga inovasi dan semangat membangun kota ke arah yang lebih baik, dapat diwujudkan. Kemudian menjaga nilai-nilai adat budaya dan nilai-nilai agama, kondisi seperti tanpa gebyar kembang api itu sangat ideal sekali. Karena perayaan pergantian tahun itu bukanlah budaya dan adat dan agama Rang Minang.
Setelah lewat lima menit dari pukul 00.00 WIB, air menari Jam Gadang dimatikan dan masyarakat diimbau untuk dapat kembali ke rumah ataupun ke penginapan masing-masing.
Sementara, Kapolres Bukittinggi AKBP Arly Jembar Jumhana mengatakan, hingga pagi ini suasana malam pergantian tahun baru masehi di Bukittinggi terpantau aman dan lancar. Sehingga, berbeda dari tahun sebelumnya yang membutuhkan pengamanan lebih, mengingat banyaknya masa yang memenuhi kawasan Jam Gadang. “Pada pengamanan malam tahun baru ini Polres Bukittinggi menurunkan 350 personel ditambah personel gabungan dari dinas dan instansi terkait, dan selama bertugas tidak ada laporan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seluruhnya terpantau normal dan terkendali,” ujar Arly.
Menurut Arly Jembar Jumhana, aman dan terkendali nya malam tahun baru 2019 ini juga tidak terlepas dari kebijakan Pemko Bukittinggi yang menutup kawasan Jam Gadang. Sehingga turut mengurangi animo masyarakat dan pengunjung datang ke lokasi yang hampir setiap tahun menjadi lokasi favorit masyarakat berkumpul menikmati malam tahun baru. “Pada malam tahun baru 2019 ini kondisi lalu lintas juga terpantau ramai dan lancar, sistem buka tutup tetap diberlakukan, serta memang ada sedikit kelonggaran dari kondisi biasanya. Dikarenakan tidak adanya terjadi peningkatan arus lalu lintas menuju pusat kota, dan masyarakat juga bubar lebih cepat dari kondisi biasa,” ujar. (cr8)
Komentar