Sementara untuk wilayah Sumatera Barat, sesuai data GAW Koto Tabang, daerah dengan tingkat potensi kemudahan terbakar dengan level sangat tinggi berada di wilayah Dharmasraya, sebagian Pesisir Selatan dan Mentawai serta Limapuluh Kota.
“Semoga kita di sini tidak sampai seperti itu, jangan sampai warga membakar lahan bahkan hentikan dulu pembakaran jerami, ini akan menambah kabut asap, kami sarankan minimalisir keluar rumah bagi kelompok rentan kesehatan tadi, kalaupun harus keluar, pakai masker,” kata Wako.
Menurutnya selain kesehatan, asap kebakaran hutan ikut berdampak pada berbagai sektor kehidupan seperti gangguan kehidupan sehari-hari masyarakat, transportasi, kerusakan ekologis, penurunan pariwisata dan ekonomi.
Sebelumnya BMKG memprakirakan fenomena cuaca panas terik di sejumlah wilayah Indonesia dapat berlangsung sampai Oktober 2023. “Kondisi fenomena panas terik ini diprediksi masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.
Dia menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, terutama yang berada di selatan ekuator, masih mengalami musim kemarau. Sebagian wilayah Indonesia, menurut dia, akan memasuki periode peralihan musim selama Oktober sampai November 2023. (pry)