BUKITTINGGI, METRO–Walikota Bukittinggi Erman Safar meminta seluruh lapisan masyarakatnya agar mewaspadai dampak kabut asap yang menyelimuti Kota Bukittinggi akibat kebakaran hutan yang terjadi di beberapa daerah. Ditambahnya cuaca panas, hal ini akan berdampak pada kesehatan nantinya, terutama bagi anak-anak yang beraktifitas di luar rumah.
“Dari data stasiun pemantau atmosfer global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Koto Tabang, diketahui banyak titik api kebakaran hutan berasal dari arah selatan Sumbar, beberapa hari ini berdampak hingga ke Bukittinggi, kami himbau masyarakat waspadai dampak kesehatan khususnya bagi kalangan rentan,” kata Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, Selasa (3/10).
Ia mengungkap sesuai data terkini Informasi Kualitas Udara Aerosol, Gas Rumah Kaca dan Gas Reaktif oleh GAW Bukit Kototabang, kualitas udara yang dianalisis berdasarkan pantauan alat kualitas udara BAM 1020, untuk monitoring partikulat debu halus (PM2.5) dan debu (PM10).
Sementara untuk Thermo 49 iQ Series untuk monitoring Ozon permukaan (03) dan Picarro G2401 untuk monitoring konsentrasi gas Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2) dan Metana (CH4).
“Particulate Matter atau PM10 itu dalam waktu singkat dapat mempengaruhi reaksi radang paru-paru dan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), kelompok masyarakat yang rentan terhadap asap kebakaran hutan adalah orang tua, ibu hamil, anak-anak serta orang dengan penyakit jantung dan paru sebelumnya seperti asma, penyakit paru dan lainnya,” kata Wako.
Ia menyebut hotspot atau titik api terbanyak itu ada di Jambi dan Palembang yang membuat sekolah atau satuan pendidikan di daerah setempat sudah diliburkan dan belajar dari rumah.