BUKITTINGGI, METRO–Persoalan sampah memang tidak ada habisnya di Indonesia, tidak terkecuali di Kota Bukittinggi. Untuk itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas telah melakukan Kerjasama dengan Pemerintah Jerman (Deutsche Zusammeneabeit) yang diimplementasikan Deutsche Gesellschaft Fur Internasionnale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, dalam bentuk kegiatan Emissions Reduction In Cities Through Improved Waste Management (DKTI) In Indonesia.
Proyek pengurangan emisi di perkotaan melalui peningkatan pengelolaan sampah ini, dimulai 7 Juni 2021 dan akan berjalan selama 26 bulan. Bukittinggi menjadi salah satu percontohan, bersama 4 kota lainnya di Indonesia, seperti Jambi, Malang, Denpasar, Cirebon dan 1 kabupaten, yakni Kabupaten Bogor.
Sebagai tindak lanjut kegiatan tersebut, Team Leader CDM Smith/PT.Arkonin EMP Mr. Doug Hickman yang berasal Canada didampingi Leader Nasional Rafianti melakukan pertemuan awal dengan Kepala Bapelitbang Rismal Hadi, SSTP, MSi, di Kantor Bapeltbang, Rabu (26/1).
Kamis (27/01) dilaksanakan diskusi, berbagi ilmu dan pengalaman dengan Mr Doug Hickman di Ruang Rapat Bapelitbang yang dipimpin Kepala Bapelitbang dihadiri l Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup beserta jajarannya.
Kepala Bapelitbang Bukittinggi, Rismal Hadi, menyampaikan, permasalahan dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Bukittinggi masih berkutat pada Tempat Pembuangan Akhir. TPA Regional yang berada di Payakumbuh diperkirakan hanya berumur 6 bulan ke depan.
“Sedangkan sampah terbanyak yang masuk ke TPA tersebut adalah sampah yang berasal dari Bukittinggi yaitu sekitar 120 ton/hari dan merupakan penyumbang terbesar. Untuk itu Kota Bukittinggi harus mencari solusi terhadap permasalahan tersebut,” ungkap Rismal.
Team Leader CDM Smith/PT.Arkonin EMP, Mr Doug Hickman menjelaskan, kegiatan DKTI lebih fokus kepada planning, capacity building dan finansial dalam pengelolaan sampah. Sehingga nantinya sistem ini dapat mengurangi peningkatan emisi gas rumah kaca.
Mr Doug Hickman berbagi pengalaman di negara-negara dan daerah di Indonesia yang awalnya mengalami permasalahan dengan pengelolaan persampahan seperti Kota Halifax di Canada, Kota Flanders Belgia dan di Muncar Kab.Banyuwangi. Dimana, pada tahun 2016 lalu, hanya 1 persen penduduk Muncar yang menggunakan sistem pengumpulan sampah formal dan sekarang penduduk Muncar telah menerapkan sistem pengelolaan sampah secara sirkular.
Dari pengalaman dan ilmu yang diberikan Mr Doug itu, Kepala Bapelitbang menyatakan Kota Bukittinggi harus dapat merubah persepsi tentang penanganan persampahan di Bukittinggi. Kegiatan DKTI ini diharapkan dapat memberikan angin segar dalam merubah persepsi tentang pengelolaan/penanganan sampah dari Ekonomi Linear menjadi Ekonomi Sirkular.
Sekda Kota Bukittinggi, Martias Wanto setelah mengadakan pertemuan dengan Team Leader CDM Smith/PT.Arkonin EMP, Mr. Doug Hickman, Jumat (28/1), menyampaikan terima kasih atas dipilihnya Bukittinggi sebagai pilot project program DKTI. Pemko Bukittinggi siap mendukung program penurunan emisi perkotaan melalui pengelolaan sampah.
“Kami pemerintah Kota Bukittinggi siap mendukung penuh program DKTI ini. Tentunya akan banyak manfaat terhadap lingkungan dan kebersihan kota. Kami ucapkan terimakasih kepada Bappenas atas ditunjuknyo Bukittinggi sebagai pilot project kegiatan ini. Semoga terealisasi dengan maksimal,” ungkap Sekda, setelah pertemuan itu, di rumah dinas walikota,” ujar Martias. (pry)