SOLOK, METRO – Memanfaatkan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), secara perlahan, Pemerintah Kota Solok terus membenahi kawasan permukiman yang dinilai jauh dari kesan bersih dan asri. “Melalui program Kotaku, kita wujudkan kawasan permukiman yang betul-betul sehat, jauh dari kesan kumuh,” ujar Wakil Wali Kota Solok, Reinier, kemarin.
Menurutnya, pelaksanaan program Kotaku yang sudah memasuki tahun ketiga di Kota Solok ini, sangat membantu dalam memecahkan persoalan permukiman yang selama ini menjadi “pekerjaan rumah” Pemerintah daerah.
Kendati demikian, maksimalnya pelaksanaan program Kotaku di kota Solok tentu sangat tergantung atas partisipasi dan dukungan masyarakat. Bila tidak terlaksana, tentu akan merugikan daerah dan masyarakat.
“Seluruh lurah yang ada di Kota Solok harus mampu mencermati setiap persoalan yang ada untuk dicarikan solusinya, persoalan jangan sampai menghambat program yang dijalankan,” sebut Reinier.
Dengan peran dan dukungan pihak terkait, Reinier berharap, tahun 2019, kota Solok sudah terbebas dari kawasan permukiman kumuh. Kedepan, kota Solok bisa tumbuh menjadi kota yang bersih dan asri.
Perlu untuk desiminasi dan membangun kolaborasi antar stakeholder agar program Kotaku berjalan lancar. Kotaku itu sendiri menyasar dua program, yaitu program skala lingkungan, dan skala kawasan.
Menurutnya, untuk skala lingkungan, di Kota Solok sudah dilaksanakan pekerjaan sebesar 90 persen, sementara dalam skala kawasan, kota Solok menjadi salah satu prioritas.
“Kota Solok memiliki skala kawasan yang lebih dari 15 Ha, Semoga dengan kegiatan ini, program kita untuk menuntaskan kawasan kumuh sehingga dapat mencapai nol persen dapat terwujud,” tutupnya. (vko)