SUMPUR, METRO – Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar berdiri megah, tacelak di antara bangunan rumah gadang lainnya. Gedung itu baru saja selesai dibangun dan diresmikan pemakaiannya oleh Wakil Bupati Tanah Datar, Kamis (14/11) lalu.
Ketua Panitia Pembangunan Kantor KAN Sumpur, H Yohanes Syarif kepada wartawan kemarin menyebutkan, Kantor KAN itu pertama kali dibangun tahun 1936. Karena dimakan usia dan lapuk, balai adat tersebut perlu perbaikan. Untuk pembangunannya kembali, menghabiskan dana Rp 800 juta yang merupakan bantuan Yayasan Tirto Utomo Jakarta.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Tirto Utomo. Untuk pembangunannya, dikerjakan warga Sumpur dengan bergotong royong,” kata H Yohanes yang biasa disapa H Yos ini.
Saat peresmian, hadir pengurus Yayasan Tirto Utomo Jakarta, anggota DPRD Tanah Datar Kamrita, Ketua Yayasan Sahabat Sumpur H Rusdi Syafri, Ketua Yayasan Rumah Asuh Yori Antar, Camat serta Forkopimca, Ketua LKAAM Tanah Datar, para walinagari dan lainnya.
Semangat kebersamaan dan gotong royong warga baik di kampung dan di rantau ini juga mendapat apresiasi dari Wabup Zuldafri Darma. Hal ini tak terlepas dari peran Ketua Gerakan Sumpur Memanggil, Alfianto Domy Aji yang menjadi perekat semua pihak. Tetapi tugas selanjutnya lebih berat, yaitu untuk melestarikan, merawat dan menjaganya.
Ditambahkan H Yos, pembangunan kembali Kantor KAN dimulai tahun lalu. Universitas Bung Hatta (UBH) berperan besar mempelopori pembangunannya dengan gambar bangunan dibuat oleh almarhum Ir Eko Alvares. Pekerjaan teknisnya dilakukan Jony Wongso yang juga dosen arsitektur UBH bersama mahasiswanya. Sedangkan yang menginisiasi adalah Yori Antar, dari Yayasan Rumah Asuh.
“Bentuk bangunannya tidak berubah. Hanya ada beberapa tambahan, seperti gonjong dan dua buah lumbung di depan bangunan serta ornamen ukiran yang diperoleh dari sebuah gadang yang usianya sudah lebih dari 200 tahun,” kata H Yos.
Ornamen itu berupa ukiran itiak pulang patang yang menunjukkan kepatuhan pada pemimpin, ukiran kaluak paku kacang balimbiang yang bermakna bentuk tanggung jawab orang Minang dan siriah basusun yang bermakna persatuan yang kuat dalam masyarakat.
Selanjutnya, pada bagian bawah bangunan Kantor KAN itu agak ditinggikan, karena akan dijadikan ruang perpustakaan dan galeri. Seluruh foto dan dokumen sejarah tentang Nagari Sumpur, termasuk para tokohnya seperti Khatib Sulaiman dan penyair M Rajab, akan di simpan di ruangan tersebut.”Rencana lainnya adalah membangun sekolah pelatihan adat yang biaya pembangunannya juga diminta bantuan Yayasan Tirto Utomo,” terangnya.
Rumah pelatihan adat ini dibangun untuk mengangkat marwah adat Minang serta meningkatkan pengetahuan adat masyarakat. H Yos juga mengharapkan agar perawatan balai adat ini bisa dilaksanakan bersama-sama oleh masyarakat. Apalagi Sumpur sudah dinobatkan sebagai nagari percontohan adat. Sehingga Kantor KAN yang representatif ini, makin memperkokoh kebersamaan warga dalam membangun nagari.
“Kita hendaknya dapat memberi contoh pada masyarakat tentang pentingnya persatuan seluruh warga. Seberapa pun beratnya sebuah pekerjaan kalau dilakukan secara bersama-sama maka pekerjaan tersebut akan terasa lebih ringan,” katanya. (rel/fan)
Komentar