PDG.PANJANG, METRO – Berprofesi sebagai tukang ojek sepertinya telah menjadi salah satu jalan alternatif bagi segenap kaum hawa di Kota Padangpanjang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Pasalnya, keberadaan ojek wanita sudah semakin menjamur. Buktinya, di sejumlah pangkalan ojek di kawasan Pasar Padangpanjang telah menjadi pemandangan sehari-hari di kota yang berjuluk “Serambi Mekah” itu.
Keberadaan ojek wanita merupakan fenomena kehidupan baru di kota padangpanjang. Disisi lain, menjadi tukang ojek merupakan salah satu solusi bagi perempuan di kota padangpanjang.
“Fenomena ini harus menjadi perhatian pemerintah Kota (Pemko) Padangpanjang. Berkembangnya ojek wanita harus dijawab pemerintah daerah khususnya Pemko Padangpanjang,” tegas Ketua LPM Kecamatan Padangpanjang Barat Masri Edwar, Senin (12/11).
Masri Edwar mempertanyakan, apakah pemerintah daerah sudah mengetahui kondisi tersebut. Keberadaan perempuan sudah beralih profesi sebagai tukang ojek di Kota Padangpanjang, merupakan dampak dari persoalan semakin berarnya himpitan perekonomian keluarga, sehingga dengan sendirinya memaksa mereka berprofesi jadi tuakng ojek. Khususnya ibu rumah tangga (IRT) yang memiliki keterampilan mengendarai motor untuk memberanikan diri mereka menjadi tukang ojek.
“Kondisi ini merupakan sebuah realita kehidupan baru di Kota Padangpanjang. Artinya, dibutuhkan perhatian pemerintah dalam menyikapi persoalan ini. Pemerintah punya tanggung jawab terhadap pemberdayaan perempuan tanpa mengabaikan apa yang telah dilakukan pemerintah selama ini,” sebut Masri Edwar.
Sementara penasehat pengurus Ojek Padangpanjang (OPP) Anto, membenarkan adanya sejumlah wanita di Padangpanjang yang berani turun ke lapangan menjadi “Tukang Ojek”. Kondisi tersebut dipicu oleh timbulnya persoalan ekonomi di dalam keluarga. “ Ya, mereka yang bisa mengendarai motor memberanikan diri bekerja menjadi, “Tukang Ojek”,” ujar Anto.
Dikatakan saat ini, sedikitnya ada 8 wanita yang menyatakan diri untuk siap bergabung di organisasi OPP. Diketahuinya sejumlah nama wanita yang telah menekuni pekerjaan tukang ojek tersebut di antaranya, Nova, Meri, Marni, Roza, Lia, Murni dan Rika.
“Kita inginkan,kondisi ini menjadi perhatian pemerintah, agar pemberdayaan perempuan di Kota Padangpanjang mendapatkan hak nya sebagai perempuan,” sebut Anto.
Ketika Posmetro mewawancarai para ojek wanita itu, mereka terkesan malu-malu untuk memberikan keterangan terkait alasan mereka memilih pekerjaan tukan ojek ini. (rmd)
Komentar