SAWAHLUNTO, METRO – Komunitas Kota Tua Sawahlunto lolos memperoleh bantuan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan kegiatan jelajah sejarah dan budaya Sawahlunto. Di mana di dalam kegiatan tersebut mencakup lokakarya (workshop) dan kunjungan ke lokasi – lokasi terkait sejarah dan budaya. Sekaligus dalam kegiatan ini sebagai media edukasi bagi pelajar setempat tentang status kota warisan budaya dunia yang diberikan UNESCO pada Sawahlunto.
Kegiatan tersebut dibuka Wakil Walikota Sawahlunto Zohirin Sayuti, pada Rabu (11/9) di Hotel Parai. Pembukaan kegiatan juga langsung dihadiri Kasubdit Internalisasi Nilai Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, Edy Suardi. Dijadwalkan, berlangsung selama 4 hari, di 2 hari terakhir akan diisi dengan kunjungan ke lokasi pengrajin Songket Silungkang dan lokasi terkait Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS).
Ketua Komunitas Kota Tua Sawahlunto, Siti Hikmah Mulia Rosa menuturkan, bahwa untuk kunjungan ke lokasi – lokasi OCMHS itu nanti akan sampai ke pelabuhan Teluk Bayur atau Emmahaven di Padang.
“Lokasi-lokasi yang menjadi penunjang Warisan Pertambangan Batubara Ombilin Sawahlunto ini kan ada 3 bagian, yakni produksi pertambangan di Sawahlunto, jalur transportasi kereta api yang melewati 6 kabupaten – kota di Sumbar, kemudian bongkar muat ke kapal laut di pelabuhan Teluk Bayur. Jadi nanti kita akan bawa peserta menelusuri ketiga bagian lokasi penunjang warisan tambang Ombilin ini,” kata Rosa.
Ditambahkan Rosa, peserta kegiatan ini adalah pelajar SMA/SMK se – Sawahlunto, yang diwakili oleh 2 orang pelajar dari setiap sekolah. Nantinya, para peserta akan mendapat sertifikat dan penggantian uang transportasi. Selain pelajar, juga ditambah dengan 1 orang guru mata pelajaran Sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebanyak masing – masing 1 orang/sekolah.
Membuka kegiatan itu, Wawako Zohirin Sayuti mengatakan, para pelajar Sawahlunto harus banyak diberikan informasi dan edukasi tentang sejarah ‘Kota Arang’ itu.
“Nanti, para pelajar inilah yang bakal menceritakan sejarah dan budaya Sawahlunto ini kepada para pengunjung.
Sehingga jangan sampai pelajar kita ini malah cuek dan tidak mau tahu tentang sejarah kotanya sendiri. Maka Pemko apresiasi dan dukung ada Komunitas Kota Tua yang telah menginisiasi kegiatan jelajah sejarah dan budaya ini,” kata Zohirin.
Dari Pemko, lanjut Zohirin terkait untuk mengintensifkan edukasi sejarah Sawahlunto kepada pelajar kini tengah mempertimbangkan untuk memasukkan materi sejarah dan budaya Kota Warisan Budaya Dunia versi UNESCO itu dalam bentuk Muatan Lokal (Mulok) di sekolah – sekolah.
“Kita sudah sampaikan ke Dinas Pendidikan untuk dipertimbangkan dan disusun bagaimana sejarah dan budaya Sawahlunto bisa diinformasikan lebih luas pada pelajar, mungkin salah satunya ada peluang memasukkannya dalam Muatan Lokal (Mulok). Mudah – mudahan dalam waktu dekat ini Dinas Pendidikan rampung menyusun ini,” ungkap mantan Sekretaris Daerah Kota Sawahlunto itu.
Sementara, Kasubdit Internalisasi Nilai Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Edy Suardi menilai, penyelenggaraan kegiatan jelajah sejarah dan budaya di Sawahlunto sangat strategis sekali. “Memang pas sekali, kita lakukan kegiatan mempelajari sejarah di kota yang me mang penuh dengan kekayaan nilai sejarah dan budaya. Tidak jauh – jauh, langsung bisa melihat dan merasakan atmosfer sejarah dan budaya itu langsung di Sawahlunto ini,” ujar Suardi.
Suardi lantas menyarankan, agar tahun depan Komunitas Kota Tua Sawahlunto bisa mengajukan lagi proposal untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. “Kita di Kementerian memang setiap tahunnya memfasilitasi kegiatan seperti ini. Selain berbentuk iven, juga dalam bentuk film dan media pembelajaran untuk guru – guru. Informasi lengkapnya bisa dicek di website Kemendikbud,” tutur Suardi.
Dari peserta, kegiatan ini memperoleh respons antusias. Wulan Delvi Rani, pelajar SMA Negeri 3 Sawahlunto yang menjadi peserta kegiatan mengaku, kegiatan itu memberinya banyak pengetahuan dan referensi baru terutama terkait sejarah ‘Kota Arang’. (zek)