PASBAR, METRO–Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah melakukan mediasi bersama masyarakat Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas dan pihak PT Bakrie Pasaman Plantation (PT BPP), pada Senin (13/5) lalu.
Medisi tersebut membahas terkait dampak aktivitas pembuatan tanggul PT Bakrie yang mengakibatkan terjadinya banjir pada perkebunan masyarakat Air Bangis.
Pada saat mediasi itu juga telah dilakukan pembahasan mengenai dokumen DELH PT Bakrie di Air Balam dengan penekanan untuk menyelesaikan hasil verifikasi tanggal 3 Mai 2024, terutama permasalahan tanggul yang menyebabkan banjir pada lahan perkebunan masyarakat Air Bangis, pelestarian situs Cagar Budaya Makam Tuanku Lanang Bisai Raja Air Bangis untuk tidak ditanam sawit serta pembebasan lahan sempadan sungai atau Daerah Aliran Sungai (DAS) 50 meter tidak ditanami sawit sebagai kawasan lindung setempat untuk konservasi.
Menindaklanjuti hasil mediasi yang telah dilakukan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama masyarakat Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas dan pihak PT Bakrie Pasaman Plantation, pada Selasa (14/5) melakukan verifikasi dan peninjauan lapangan secara langsung di lahan petani di Air Bangis yang terdampak banjir tersebut.
Plt. Kepala DLH Pasbar, Ziad Abdul Rozak menegaskan bahwa Pemerintah Daerah Pasaman Barat akan mencarikan solusi bagi masyarakat khususnya para petani yang terdampak banjir.
“Pada hari ini, kami Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasaman Barat bersama masyarakat yang didampingi pucuk adat, Ketua Bamus, Jorong, pihak nagari, camat dan pihak dari PT BPP melakukan verifikasi lapangan terhadap adanya indikasi banjir yang diakibatkan oleh kanal-kanal yang dibangun pihak BPP. Kami di sini selaku pemerintah daerah tentunya akan mencarikan solusi,” tegasnya.
Saat melakukan verifikasi lapangan, Ziad Abdul Rozak juga mengungkapkan bahwa masyarakat yang terdampak banjir meminta agar pihak PT Bakrie melakukan pembukaan tanggul, penggantian bibit sawit yang sudah mati serta membayar kompensasi atas gagal panen yang dialami masyarakat.