SAWAHLUNTO, METRO – Seperti yang tertera dalam kalender Iven Kota Sawahlunto, Sawahlunto Night Run dan Sawahlunto International Music Festival (SimFes) selalu menjadi agenda rutin. Apalagi Simfes yang digadang – gadang menjadi iven yang berpeluang besar untuk promosi Kota Sawahlunto ki dunia internasional.
Namun hal tersebut sepertinya terancam gagal di tahun ini. Hal itu disebutkan Walikota Deri Asta diujung pekan lalu di Balai Kota Sawahlunto. Ia mengatakan, dua agenda tersebut tidak memberikan efek banyak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat sehingga menjadi pertimbangan akan kembali digelar.
“Salah satu iven tersebut walaupun bertaraf Internasional namun kurang berdampak terhadap perputaran ekonomi pasar, kunjungan serta peningkatan kepariwisataan,” kata Deri Asta di hadapan para wartawan.
Deri Asta menambahkan, event sekelas SIMFest memang masuk dalam 100 wonderful event yang ada di Indonesia versi Kementerian Pariwisata “Namun event ini juga termasuk salah satu yang dievaluasi pada 2018 lalu,” kata Wako.
“Dari data yang dihimpun dari segi manfaat serta multi efek dari kunjungan maupun manfaat dan dampak geliat putaran ekonominya tak besar,” tegas Deri.
Dia membandingkan dengan kegiatan Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival (SISSCa) yang sampai Jumat (6/9) sudah terjadi perputaran atau pembelian Songket Silungkang berkisar Rp300 juta. Selain itu juga melibatkan ratusan tenaga penjahit serta desainer sehingga memberi dampak perputaran uang yang sangat besar di masyarakat.
“Terlebih songket Silungkang merupakan warisan budaya nasional yang juga akan menjadi kebangggan kota ini,” ujarnya. (zek)