DHARMASRAYA, METRO – Sebelum dioperasionalkan secara total, jembatan kabel stayed Dharmasraya sebagai ikon baru di ranah cati nan tigo dilakuan pengujian beban guna untuk menguji ketahanan, kekuatan beban serta kualitas jembatan agar nantinya tidak berisiko bagi masyarakat pengguna. Pengujian dilakukan oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang juga menjabat sebagai Direktur Jambatan Dirjen Bina Marga Kementrian PUPR Republik Indonesia, Iwan Zarkasi pada Rabu (7/8) di Pulaupunjung.
Masyarakat Dharmasraya patut bangga, karena sebentar lagi jembatan megah itu akan dibuka untuk umum. Jembatan cable stayed memasuki tahapan akhir sebelum diresmikan, tentunya juga harus sesuai dengan keinginan orang nomor satu di Dharmasraya dan juga masyarakat Dharmasraya.
“Secara rinci diterangkan WK KKJTJ, selama ini telah dipelajari perilaku struktur yang mendapat beban statis, artinya beban-beban tersebut tetap, baik intensitasnya, tempatnya, arah garis kerjanya. Sedangkan dalam dinamika struktur akan dipelajari perilaku struktur jika struktur tersebut mendapat beban dinamis, yaitu beban yang berubah-ubah menurut fungsi waktu (time varying),” ujar Direktur Jambatan Dirjen Bina Marga Kementrian PUPR Republik Indonesia, Iwan Zarkasi
Sementara itu, Dr. Marco selaku konsultan penguji beban jembatan cable stayed Dharmasraya mengatakan, pengujian ini sama halnya dengan pengujian jembatan Siak di Provinsi Riau dua tahun silam, dan jembatan barelang Batam. Untuk pengujian beban dipasang disetiap titik bangunan sensor penguji kekuatan, dan beberapa peralatan multi fungsi detektor.
“Kita siapkan 20 unit truck fuso dengan beban pasir dan koral seberat 30 ton lebih, nanti akan melewati jembatan secara bersamaan dari dua arah. Kemudian kita perkirakan 600 ton beban jembatan ini, dan masih bisa menampung lebih berat lagi,” jelasnya.
Marco dan konsultan penguji meyakini jembatan cable stayed Dharmasraya bisa menampung beban hingga 1.000 ton lebih dari yang diperkirakan, namun tidak boleh dipaksakan.
“Ini dilakukan selain untuk menepis resiko atau hal yang tidak diinginkan, seperti kerusakan, juga mementingkan keselamatan pengguna juga diyakini bisa dipergunakan dalam rentang waktu lama,” pungkasnya.
Sebelumnya Jembatan Cable Stayed Dharmasraya sempat dibuka untuk umum khususnya menyambut para pemudik tahun 2019 lalu.
Jembatan Cable Stayed pertama di provinsi Sumatera Barat dan terletak di Kabupaten Dharmasraya tersebut mulai dibuka pada 1 Juni 2019. Hal ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan bersama Wakil Bupati, H. Amrizal Dt Rajo Medan, dalam Soft Opening Ceremony yang dilaksanakan, Sabtu (1/6). Turut hadir dalam kesempatan itu pihak Satker Balai Jalan Nasional Kemeterian PUPR.
Jembatan ini hanya dibuka selama 11 hari, terhitung dari tanggal 1 hingga 11 Juni tersebut. Disamping untuk pra-test guna melihat kemampuan struktur jembatan tersebut sebelum diresmikan, dibukanya jembatan ini juga ditujukan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas selama mudik lebaran.(g)