PADANG, METRO–Banyaknya jembatan rel kereta api (KA) peninggalan Belanda yang tidak berfungsi karena mengalami kerusakan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mendapat perhatian Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi. Saat kunjungannya ke Provinsi Sumbar, Sabtu (20/11), Budi Karya didampingi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar, Heri Nofiardi meninjau salah satu jembatan rel KA peninggalan Belanda di kawasan Banuaran Kota Padang.
Dalam peninjauannya, Budi Karya bahkan berjalan di atas jembatan rel KA tersebut. Budi Karya ingin, agar jembatan hasil pembangunan di zaman Belanda tersebut, dilakukan revitalisasi dengan memperkuat pondasi dan tetap mempertahankan bentuk aslinya sebagai salah satu heritage peninggalan Belanda.
Bahkan, Budi Karya meminta revitalisasi dilakukan terhadap seluruh jembatan rel KA di Sumbar. “Pak Menteri Perhubungan meminta datanya, agar seluruh jembatan rel KA di Sumbar direvitalisasi. Kita sudah berikan datanya. Bahkan dirinya minta difoto bersama data, sebagai bukti agar Dirjend Perkeretapian segera menindaklanjuti,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofiardi, Senin (22/11).
Heri mengungkapkan, selama kunjungan kerja (kunker) ke Sumbar, Menhub berpesan agar, semua hasil pembangunan infrastruktur perhubungan yang dilaksanakan harus memberikan manfaat bagi masyarakat. Hal ini menurutnya sesuai dengan pesan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Termasuk juga pembangunan jembatan rel KA. Jangan hanya dibongkar lalu dibangun yang baru. Padahal jembatan rel KA tersebut bangunannya bernilai sejarah. Cukup diperbaiki melalui revitalisasi, sehingga bisa dimanfaatkan tanpa meninggalkan nilai-nilainya sebagai heritage peninggalan zaman Belanda.
“Kata Pak Menteri Perhubungan, hasil pembangunan itu harus ngetes. Artinya, infrastruktur dibangun jangan sampai tidak dimanfaatkan,” ungkap Heri.
Budi Karya juga berpesan, agar seluruh jajarannya di daerah menjalin komunikasi dan kordinasi yang baik dengan pemerintah daerah, dalam melahirkan terobosan-terobosan dan inovasi, agar pembangunan infratsruktur yang dilaksanakan tidak sia-sia.
“Seperti kereta api rute ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Dari tadi hanya tiga sampai empat penumpang yang ada di kereta ini. Seharusnya ada inovasi. Misalnya, dengan menyesuaikan atau terkoneksinya jadwal keberangkatan kereta api dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat di bandara,” ungkap Budi Karya.
Atau misalnya, ada voucher naik kereta api yang disediakan PT KAI bagi siswa sekolah. Sehingga menarik minat siswa sekolah naik kereta api. Contoh inovasi lainnya, dengan mengandeng Universitas Andalas (Unand) mendirikan Poliklinik di Terminal Anak Air, Kota Padang, agar terminal tersebut bisa ramai.
“Dengan semua inovasi tersebut, maka semua hasil pembangunan infrastruktur dengan biaya miliaran tersebut dapat dimanfaatkan dan tidak sia-sia,” tegasnya.
Dengan arahan yang diberikan Budi Karya tersebut, Heri menyatakan Dinas Perhubungan Provinsi Sumbar siap mendukung pembangunan yang dilaksanakan Kementerian Perhubungan di Sumbar. Heri menyatakan, pihaknya siap menindaklanjuti arahan yang disampaikan Budi Karya tersebut.(fan)