PDG.PANJANG, METRO
Civitas akademika Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang melaksanakan program pelatihan seni rupa di Pondok Pesantren Thawalib Gunuang. Hal itu diungkapkan, Ketua Tim Pelatihan seni rupa Hanafi, pelatihan itu bertujuan melahirkan ahli agama yang mahir Al quran juga mampu berkarya menciptakan kaligrafi.
Dikatakan Hanafi, para calon ahli agama masa depan yang mondok di berbagai pesantren di Indonesia telah terjun menekuni seni sebagai salah satu sarana dakwah. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan gairah para santri dalam menciptakan karya kaligrafi.
Hanafi, sebagai ketua tim dalam program pelatihan ini mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk mencetak santri yang bukan hanya ahli dalam al quran dan hadist, namun juga bisa menjadi seniman kaligrafi yang andal. “Alhamdulillah selama pelatihan dilaksanakan para santri tampak begitu antusias. Mereka sebenarnya juga sangat kreatif dalam melahirkan gagasan-gagasan estetik,” sebutnya.
Kegiatan pelatihan kaligrafi ini diikuti oleh santri dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Kegiatan ini dimulai dengan pemberian pengarahan mengenai kaligrafi islam yang kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan kaligrafi. Pada kesempatan ini santri juga diberi kesempatan membuat kaligrafi dengan bambu yang dipipihkan dan diberi tinta bak untuk membuat khat.
Kahat yang digunakan adalah khat Kufi dan tsuluts. Selanjutnya peserta juga akan membuat kaligrafi pada media triplek yang nantinya bisa dipajang di sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu dan diadakan di Oktober 2020.
Dari kegiatan ini para santri dilatih menjadi pribadi yang sabar, dan disiplin sehingga akan memberikan manfaat untuk masa depannya. Di akhir kegiatan pelatihan santri berhasil membuat berbagai bentuk tulisan kaligrafi yang dilengkapi dengan ornamen hias yang menarik.
Rektor ISI Padangpanjang Prof Novesar Jamarun yang diwawancarai terpisah pada Senin (9/11) mengatakan, pelatihan terhadap para santri di pondok pesantren diharapkan menjadi sebuah gerbang kerjasama yang lebih luas lagi dengan lembaga pendidikan keagamaan. “Bahwa dunia kreatif harus ditumbuhkan dimana-mana. Bahwa misi kita tidak hanya mendidik mahasiswa tetapi juga menyebarluaskan spirit berkesenian hingga ke usia pra kuliah, itulah yang mendorong kita untuk terjun hingga ke sekolah dan pesantren seperti ini,” katanya. (rmd)