LIMAPULUH KOTA, METRO–Raut wajah senang penuh senyum tak dapat disembunyikan, Erniwati (45) saat panen cabe rawit jenis Setan Manjulai yang ditanam dipekarangan rumahnya di Joorong Koto Panjariangan, Nagari Bukik Lambuku, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, baru-baru ini.
Dia mengaku saat ini bisa menjual cabe rawit dengan harga mahal jika dibanding dengan harga beberapa bulan belakangan. “Sananglah pak. Saat ini menjual 70-80 ribu perkilo. Dengan harga seperti ini kami tentu lega karena bisa pulang modal, sebab harga pupuk dan pestisida mahal,” ucapnya tersenyum.
Saat ini dirinya mengakui panen cabe rawit 10 hari sekali. Dalam sekali penen dengan 1000 batang pohon cabe, bisa panen sampai 20 kilogram. “Alhamdulillah. Hari ini kami panen bisa mencapai 20 kilogram. Dan rumpunnya saat ini ada sekitar 1000 batang,” ucapnya.
Dia menyebut, dirinya sudah sejak lama berprofesi sebagai petani cabe rawit. Selama bercocok tanam dirinya mengakui sering mendapat harga bagus dan tidak sedikit pula merugi akibat harga murah.
“Yang kita harapkan harga pupuk dan pestisida murah. Sehingga kami bisa lebih maksimal dalam merawat dan memberi pupuk pada tanaman sehingga hasilnya bisa maksimal. Kalau saat ini produksi kita tidak terlalu maksimal, karena pupuk mahal, untung harga mahal bisa terbeli pupuk,” ucapnya. (uus)