KHATIB, METRO – Taman vertikal di sepanjang Khatib Sulaiman semakin dipercantik dengan adanya variasi taman berbentuk bulat. Mulanya, ada dua titik jalan Khatib Sulaiman dipasang taman, yakni di depan Masjid Raya Sumbar dan Lamun Ombak yang menambah hijau dan mempercantik jalan utama Kota Padang.
Pantauan POSMETRO, Senin (14/10), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang telah meletakkan beberapa taman vertikal berbentuk bulat di beberapa titik lokasi di sepanjang jalan Khatib Sulaiman.
Kepala DLH Mairizon melalui Kabid Pertamanan dan Pemeliharaan Afrialdi mengatakan, taman vertikal yang pada awalnya berbentuk memanjang, nantinya ditambahkan variasi taman vertikal berbentuk bulat atau melingkar.
“Taman vertikal berbentuk bulat akan diberi bunga yang bisa diganti-ganti dan beraneka macam. Taman vertikal bulat bisa menjadi ikon dalam pelaksanaan perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, yakni taman tersebut bisa diberi bunga warna merah putih, dan dipasang tulisan-tulisan bertema kemerdekaan,” jelas Afrialdi.
Ia menambahkan, Senin (14/10) telah terpasang taman vertikal berbentuk lingkaran di 10 titik . rencananya, DLH akan memasang 50 taman vertikal, jarak pemasangan tergantung dengan kondisi dan posisi.
“Di awal 2020, taman vertikal akan lengkap terpasang di sepanjang jalan Khatib Sulaiman. Jika memungkinkan, kita bakal memasangnya di Jalan Raden Saleh. Di sana ditanam bunga bougenvil, serta di jalan Adinegoro sampai batas kota akan diberi bunga warna-warni,” tambahnya.
Kemudian, di perbatasan Kota Padang dan Kabupaten Padangpariaman direncanakan diberi bunga warna kuning dan menjadi penanda batas kota. Sehingga, orang-orang tidak perlu lagi melihat kilometer, cukup menandakan jika terlihat warna kuning, berarti sudah masuk di Kota Padang. “Sedangkan, di perbatasan Kabupaten Solok dan Padang, yakni di Tahura akan diberi bunga dengan aroma wangi,” pungkasnya.
Sementara untuk pemeliharaan, menurut Afrialdi, taman vertikal dirawat setiap hari, disirami dan dipupuk secara rutin, jika ada tanaman yang rusak akan diperbaiki petugas.
“Penyiraman dilakukan satu kali sehari di pagi hari. Saat musim kemarau, penyiraman dilakukan dua kali sehari, tergantung kondisi berapa kali disiramnya. Untuk pemupukan dilakukan sekali sebulan, jika ada tanaman yang rusak diperbaiki atau diganti,” jelas Afrialdi.
Ia menambahkan, setiap kawasan sudah ada tim khusus untuk memantau dan mengawasi. Sedangkan, untuk anggaran perawatan tidak terlalu banyak, hanya biaya BBM untuk kendaraan yang pergi ke lokasi, air untuk penyiraman tidak dibeli, karena ambil langsung di sungai.
Sedangkan, pupuk yang digunakan yakni pupuk organik, terkadang pupuk kompos, pemberian pupuk tergantung kebutuhan kondisi tanaman. (e)