ALAI, METRO – Keberadaan jalur evakuasi tsunami Alai-Bypass sangat diharapkan bisa menjadi penyelamat warga pada saat gempa dan tsunami. Namun, saat ini, kawasan jalan itu rentan dengan kemacetan.
Kawasan Alai-Bypass selalu padat kendaraan dan terjadi kemacetan di jam-jam sibuk. Bahkan, di sore hari, di kawasan perempatan Simpang Alai—, yang menjadi pintu masuk jalur evakuasi tertutup oleh kemacetan. Tidak hanya kepadatan kendaraan, kemacetan juga dipicu karena kendaraan yang parkir di sisi kiri dan kanan jalan. Sehingga arus kendaraan menjadi sempit.
“Seharusnya, jalan ini ditertibkan dari parkir liar yang memakai badan jalan. Karena fungsi jalan ini sebagai jalur evakuasi menjadi tidak maksimal,” sebut Nur (45), warga Korong Gadang, Senin (30/9).
Menurut Nur, sepanjang jalan Alai-Bypass harus bebas dari parkir liar. Sehingga akses jalan menjadi lebih lapang. Dalam kondisi sekarang, menurutnya, akses jalan menjadi rentan macet karena badan jalan termakan oleh parkir kendaraan.
Warga lain, Leni (32) mengatakan harus ada rambu-rambu yang tegas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Padang untuk melarang pemilik kendaraan memarkirkan kendaraan di badan jalan. Bahkan, harus perlu disertai dengan penindakan. Sehingga ada efek jera dan kejelasan bagi warga atau pemilik kendaraan.
“Bagusnya, dikasih garisan yang tegas agar jalan itu terbebas dari kemacetan akibat pakrir liar. Soalnya keberadaan jalan itu sangat penting dan bisa menyelamatkan warga pada saat gempa dan tsunami,” tegasnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Padang Dian Fakri, mengatakan sesuai aturan perundang-undangan bahwa tak boleh parkir di tepi jalan umum, walaupun tak ada tanda P coret atau tanda larangan parkir.
Dishub nantinya akan mengintensifkan penertiban bersama pihak kepolisian. Karena hanya kepolisian yang bisa melakukan penilaian.
“Kita tak bisa menilang. Kita akan bicarakan ini dengan teman-teman di kepolisian,” tegasnya. (tin)