Saat ini kata Andre, usaha mikro dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk jaring pengaman sosial dan ekonomi. Usaha mikro dapat mencegah penduduk miskin menjadi semakin miskin, membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Bahkan usaha mikro yang berkelanjutan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga memberikan kontribusi mengurangi pengangguran jika mampu berkembang, naik kelas usaha dan merekrut pegawai,” ujar Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Berdasar RPJMN 2020-2024 kata Andre lagi, diharapkan jumlah wirausaha di Indonesia mampu tercapai hingga sebanyak 11,2 juta atau sebanyak 4 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.
“Di tahun 2023 angkanya baru sebesar 3,47 persen. Angka ini cukup jauh bila dibandingkan dengan jumlah wirausaha di negara ASEAN lainnya seperti Singapura yang 8,76 persen dari jumlah penduduk,” tuturnya.
Narasumber sosialisasi yang juga mantan anggota DPRD Sumbar dua periode, Hidayat, ikut memotivasi para pelaku UMKM dapat memaksimalkan keberadaan teknologi agar pelaku UMKM dapat terus eksis dan usahanya bisa naik kelas dan berkembang.
“Kehidupan bangsa kita ini banyak bergerak di sektor ekonomi menengah. Kalau usaha kecil menengah ini pengen eksis ke depan, maka harus dekat dengan teknologi,” ujar Hidayat, politisi Partai Gerindra.
Mantan jurnalis ini menyebut, selain harus melek teknologi, pelaku usaha juga harus punya kreatifitas dan inovasi. “Kemudian harus ada kreasi, atau nilai-nilai kreatifitas dan inovatif. Termasuk memanfaatkan jaringan teknologi untuk melakukan pemasaran produk atau marketing digital,” tuturnya. (*)