“Kita imbau kepada siswa untuk menjauhi empat hal. Pertama pornografi, kedua narkoba, serta LGBT dan tawuran. Kita kampanye anti empat hal tersebut, dan kembali ke karakter yang berlandaskan agama dan akhlak,” tutupnya.
Sebelumnya, wacana tentang shalat Jumat di sekolah tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Yopi Krislova. Ini menanggapi maraknya aksi tawuran antar pelajar yang terjadi di kompleks Balaikota Padang, Aiepacah.
Yopi menyebut pihaknya akan mengeluarkan surat edaran (SE) agar setiap sekolah tingkat SMP dan SMA dapat menyelenggarakan shalat Jumat di aula atau ruangan tertutup di sekolah yang memungkinkan untuk diselenggarakannya shalat Jumat.
“Baru-baru ini memang terjadi aksi tawuran di kompleks Balaikota Padang. Untuk itu kita mengimbau kepada seluruh kepala sekolah untuk memperhatikan murid-muridnya. Terlebih lagi, diwaktu shalat Jumat, untuk menyelenggarakan shalat Jumat di aula atau ruangan yang representatif masing-masing sekolah agar tidak ada murid yang keluyuran,” ungkapnya.
Bagi sekolah yang tidak memiliki tempat yang representatif untuk menyelenggarakan shalat Jumat, diminta untuk menunaikan shalat Jumat di masjid dekat pekarangan sekolah dengan diawasi oleh guru.
Katanya, di setiap shalat Jumat tersebut murid juga diminta untuk membuat ringkasan isi khutbah yang disampaikan khatib. Sehingga menjadi bukti bahwa murid itu berada di masjid atau ruangan tempat menyelenggarakan shalat Jumat. (brm)