Oleh: Kolonel Laut (P) Afif Yuhardi Putera, SE, M,M, M.A (Komandan Satuan Kapal Patroli Lantamal II/Padang)
SUMBER-sumber sejarah mengatakan sejak awal-awal abad Masehi, pantai barat Sumatera banyak sekali bandar-bandar perniagaan tradisional yang ramai dikunjungi oleh bangsa asing, di antaranya Pulau Pisang, Barus, Sibolga, Air Bangis, Tiku, dan lain sebagainya, namun selama ini wilayah pantai Sumatera Barat cenderung dilupakan orang karena kedudukannya telah tergeser oleh pantai timur Sumatera, khususnya Selat Malaka, padahal di masa lampau, kedudukan pantai barat Sumatera Barat sangatlah penting dalam perkembangan sejarah Bangsa Indonesia terutama abad ke-15 – 19 Masehi.
Mengalir dengan hal diatas para ahli menyepakati bahwa lingkungan keamanan saat ini bergerak lebih cepat, lebih kompleks, dan semakin kompetitif. Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi mendorong masyarakat untuk mempertaruhkan klaim di laut atas minyak, gas alam, dan mineral yang semakin mudah diakses,sembilan puluh sembilan persen dari seluruh telekomunikasi antarbenua menggunakan kabel bawah laut, dan jumlah kabel terus bertambah untuk mendukung permintaan data yang tidak pernah terpuaskan (eksponensial).
TNI Angkatan Laut sebagai salah satu komponen pertahanan kemanan bangsa Indonesia sudah barang tentu akan memiliki peranan yang sangat vital dalam menjaga kedaulatan Indonesia terutama di wilayah barat, di mana hegemoni dunia yang telah bergeser ke wilayah Asia menunjukan Kawasan Asia akan menjadi wilayah yang memegang peranan penting di dunia. Tidak heran Presiden Jokowi dalam kampanye pertamanya memunculkan gagasan menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Hal ini semakin menegaskan peranan TNI AL akan semakin penting untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Mengalir dengan gagasan tersebut TNI AL telah memiliki ARMADA RI yang memang bertugas sebagai penjaga kedaulatan dilaut, Armada RI sebagai kekuatan tempur Angkatan Laut, pada hakekatnya lahir dan tumbuh bersama kelahiran TNI. Armada RI tidak pernah absen dalam usaha menegakkan dan mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam masa penugasan mempertahankan kemerdekaan Armada RI telah berhasil melaksanakan berbagai operasi laut, antara lain penerobosan blokade laut Belanda, ekspedisi lintas laut dalam rangka pengiriman pejuang kemerdekaan dan mengobarkan semangat perjuangan diberbagai daerah di luar pulau jawa.
Pada tanggal 5 Desember 1959 Kepala Staf ALRI Komodor Laut R.E. Martadinata meresmikan pembentukan Organisasi Komando Armada Republik Indonesia. Pembentukan Armada tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting dalam memacu terwujudnya sebuah Angkatan Laut RI yang kuat modern. Melihat masa peresmian pada tahun 1959, sebagai momentum modernisasi kekuatan Angkatan Laut yang sudah dicapai dan kekuatan Angkatan Laut telah memenuhi semua unsur kekuatan sebagai Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) terdiri dari Kapal atas air, Kapal bawah air, Pesawat udara, Pasukan pendarat serta didukung Pangkalan. Pada masa itu, Armada RI mempunyai peran yang sangat besar dalam pelaksanaan Operasi Trikora dan Dwikora. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Armada RI dibagi dalam dua komando armada, yakni Komando Armada Barat (Koarmabar) dan Koamando Armada Timur (Koarmatim), dan saat ini Kembali dikembangkan menjadi tiga Armada, Koarmada I, Koarmada II dan Koarmada III.