PADANG, METRO–Polda Sumbar melalui Bidang Hubungan Masyarakat (Bidhumas) menggelar sosialisasi serta pencegahan penanggulangan terorisme atau radikalisme dan toleransi di Rumah Kebangsaan, Selasa (10/10). Kegiatan ini sebagai bentuk upaya Polri mencegah paham radikalisme di tengah masyarakat, dengan mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan terorisme, radikalisme dan intoleransi.
Dalam sosialisasi tersebut, mantan anggota orgasnisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII) dihadirkan untuk menceritakan paham penyimpangan selama berada di NII hingga kembali ke NKRI.
“Sosialisasi ini terkait dengan paham radikalisme. Kegiatan ini merupakan perintah pimpinan dari Mabes Polri dan akna terus dilakukan. Karena ancaman-ancaman radikalisme ini selalu ada dan selalu muncul,” kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan.
Kombes Pol Dwi mengatakan, sering munculnya paham radikalisme dikarenakan sekelompok masyarakat yang ingin ada upaya-upaya untuk mengubah negara. “Kegiatan ini juga berbarengan dengan HUT Humas Polri yang jatuh pada 30 Oktober mendatang. Ini merupakan rangkaian kegiatan memeriahkan HUT Humas ke-72 tahun, di samping kegiatan-kegiatan yang lain,” ujar Dwi.
Sementara itu mantan anggota NII, Dafrizal mengatakan, untuk pencegahan radikalisme ini, karena ketidak pahaman terhadap agama. Karena ketidak pahaman tentang agama yang benar, sehingga radikalisme ini muncul.
Maka untuk pencegahannya, perlu membentuk pencerahan kepada masyarakat, bagaimana mereka bisa belajar kepada ulama-ulama yang robbani, ulama-ulama yang betul membawa kepada pencerahan dan kedamaian.
“Karena Islam ini mengajak kita pada Rahmatan Lil Alaminý. Siapapun orangnya, apapun agamanya bisa berdampingan dengan Islam. Dari keyakinan tadi, dia ingin bersebrangan dengan orang lain dan juga ingin merubah sistem kenegaraan seperti itu. Dengan belajar kepada ulama Robbani, dia akan bisa terjadi pencerahan dan pencegahan radikalisme,” kata Dafrizal.
Dafrizal mengatakan, dalam sikap ini, semuanya pancingan, media juga memberikan jalan, kontribusi. Ketika media bebas mensiarkan berita-berita yang panas, tentu orang atau masyarakat ini terpancing.
“Nah bagaimana kita bisa mengajak masyarakat ini bersikap dengan baik terhadap agamanya, orang sudah baik agamanya, pasti dia akan baik. Sesuai yang saya katakan tadi, agama adalah nasehat. Kita sedang memberikan nasehat kepada siapa, pemimpin kita, dan kepada seluruh kaum muslimin, tentu hal-hal yang terbaik mereka bisa buktikan,” ujar Dafrizal.