ALANG LAWEH, METRO–Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, kabut asap yang terjadi beberapa waktu belakangan berasal dari provinsi tetangga. Kabut asap yang dilihat secara kasat mata cukup pekat tersebut dinilai masih berada di ambang batas.
Hal tersebut disampaikan Mahyeldi saat ditemui awak media di kawasan Alang Laweh, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Senin (9/10) siang. “Kabut asap dari provinsi tetangga,” katanya.
Mahyeldi meminta masyarakat untuk lebih berperan serius dalam membantu petugas yang masih berjibaku dalam penanganan dan pemadaman api akibat kebakaran lahan di beberapa provinsi tersebut.
“Kabut asap itu masih di bawah ambang batas, namun belum berimbas,” katanya.
Namun, Mahyeldi enggan menjelaskan dari provinsi manakah kabut kiriman akibat kebakaran lahan yang diterima Sumbar beberapa waktu belakangan ini.
“Yang jelas tidak ada dari Sumbar. Sekarang masih di bawah ambang batas,” katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa wilayah yang termasuk dalam kategori mudah hingga sangat mudah terbakar di Sumbar berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan (Pessel), Limapuluh Kota, Solok Selatan (Solsel), Sijunjung dan Dharmasraya.
Bahkan, hingga tanggal 9 Oktober 2023, sudah terdapat 388 titik api atau hotspot yang tersebar di sejumlah kabupaten dari Sumbar tersebut.
“Prakiraan tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah Sumbar tanggal 9 hingga 10 Oktober 2023 masih dominan dalam kategori aman, dengan sebagian wilayah berada pada kategori mudah hingga sangat mudah terbakar,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, kemarin.
Untuk diketahui, Kota Padang sudah diselimuti kabut asap sejak beberapa pekan ini. Kualitas udara yang diukur melalui AQMS mengalami naik turun. Pada Senin (9/10) pagi, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kota Padang berada di angka 74 atau level sedang.
Sebelumnya, Wako Padang Hendri Septa mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Padang nomor 441.7/4769/DKK/2023 tentang antisipasi dampak kabut asap, Rabu (4/10). Wako meminta meminta masyarakat untuk menunda kegiatan aktivitas di luar rumah, terutama bagi kelompok rentan, yakni bayi, balita, ibu hamil, lansia.