BELANTI, METRO–Ratusan siswa Kampus II SMA 1 tidak belajar lagi di gedung SMA Bunda yang berada di Jalan Bunda, Ulak Karang Kecamatan Padang Utara. Didampingi orang tua, mereka memilih belajar secara mandiri di dalam masjid di Kampus I SMAN 1 Padang di Jalan Belanti Raya, Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara, mulai Rabu (28/9).
Mereka belajar di masjid tersebut, karena pihak sekolah belum mengizinkan untuk memanfaatkan lokal yang sebelumnya telah dilengkapi fasilitasnya. Lokal yang telah dilengkapi orang tua dengan membelikan 72 kursi hari itu terlihat terkunci.
Namun, pihak sekolah mengizinkan ratusan siswa tersebut belajar di dalam masjid sekolah. Hal itu dilakukan sampai permintaan mereka dan orang tuanya dikabulkan pihak Dinas Pendidikan Sumbar untuk dipindahkan belajar ke Kampus I SMAN 1 Padang.
Orang tua mereka mendesak pindah lantaran kualitas sarana dan prasarana SMA 1 Padang di Kampus II berbeda dengan Kampus I. Termasuk tenaga pengajarnya hanya honorer.
Dalam pembelajaran secara mandiri pagi itu, tampak belajar melalui YouTube tanpa didampingi para guru.
Salah seorang orang tua siswa, Joko Sunadi mengatakan, pihaknya akan terus mendampingi anak-anaknya untuk belajar di masjid sampai ada keputusan dilakukan pemindahan ke kampus I.
“Anak-anak akan bertahan disini (belajar di masjid) sampai bisa pindah. Guru-guru tidak ada. Kita berusaha anak-anak aktivitasnya tetap jalan, belajar mandiri lewat YouTube,” katanya, Rabu (28/9).
“Jumlah siswa yang belajar di masjid saat ini sekitar 108 orang dan seluruhnya kelas X. Pihak sekolah juga tidak mempermasalahkan pemakaian masjid untuk kegiatan belajar,” katanya lagi.
Terkait hal itu, kata Joko, pihak sekolah tetap menyarankan agar siswa yang belajar di masjid untuk tetap berada di kelompok kelas masing-masing dan tetap ikuti mata pelajaran.
“Pihak sekolah tadi menyarankan agar siswa tetap belajar. Apa mata pelajaran hari ini agar berdiskusi bersama-sama. Sekolah antusias kok menyikapi ini. Cuma Dinas Pendidikan saja yang bermasalah. Apa masalahnya dengan yayasan (SMA Bunda) kami tidak tahu,” ujarnya.
Terpisah Kepala SMAN 1 Padang, Nukman mengatakan, proses pemindahan siswa kampus II ke kampus I merupakan tanggung jawab Dinas Pendidikan Sumbar.
“Kita sebagai kepala sekolah tentu patuh dengan instruksi dinas. Untuk sekarang mereka (siswa) datang ke sini dan belajar dalam masjid. Sementara ada beberapa siswa tetap belajar di kampus II,” ujarnya.
Sebelumnya, ratusan orang tua siswa di Kampus II SMAN 1 Kota Padang mengadu ke DPRD Sumbar karena pihak sekolah dinilai tak adil dalam memberikan fasilitas lokal belajar, Selasa (27/9).
Orang tua siswa yang mengadu adalah anak-anak nya yang ditempatkan di kampus II yang merupakan milik SMA Bunda, dimana sarana dan prasarananya tidak sebanding dengan kampus 1 SMA 1.
Keinginan untuk pindah muncul, karena kondisi lokal dan fasilitas tidak memadai di Kampus II SMAN 1 Padang tersebut. Lokalnya sangat sempit untuk menampung 36 siswa.
Dalam tuntutannya, jika keinginan untuk pindah tersebut tidak dipenuhi oleh Dinas Pendidikan Sumbar, orang tua siswa menyepakati meliburkan anak-anaknya sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius mengatakan, pihaknya perlu melaksanakan pertemuan dengan Yayasan SMA Bunda untuk mengkaji kembali kerjasama dengan yayasan tersebut terkait pinjam pakai gedung SMA Bunda untuk belajar siswa Kampus II SMAN 1 Padang. “Kita perlu kaji MoUnya dengan pihak Yayasan SMA Bunda ini,” terangnya.
Termasuk juga rencana labor komputer di Kampus I SMAN 1 Padang yang direncanakan orang tua siswa untuk dijadikan penambahan lokal belajar siswa nantinya. Menurutnya, labor komputer tersebut tidak mungkin ditiadakan dan wajib ada untuk memenuhi standar SMAN 1 Padang. “Labor komputer itu wajib ada di sekolah. Tidak mungkin sekolah tidak ada labornya,” tegasnya. (fan)