ANDALAS, METRO–Warga Kota Padang diimbau untuk mewaspadai penyakit inspeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Pasalnya, kasus penyakit ISPA meningkat sejak awal tahun hingga Februari ini di Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur.
Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Andalas, dr. Pratiwi menyampaikan jumlah penderita ISPA dari Januari sampai sekarang mendekati angka 300 kasus. Pasien yang terjangkit dari berbagai kalangan usia.
“Kebanyakan warga yang terkena ISPA yang berusia 20 hingga 50 tahun,” ujarnya, Senin (21/2).
Ia mengatakan, pasien yang menderita ISPA tersebut saat ini ada yang dirujuk ke beberapa rumah sakit, antara lain, SPH, BMC. Pasien dirujuk karena mengalami komorbid atau penyakit bawaan.
“Ada juga yang diinapkan di Asrama Haji Padang. Namun, perawatan secara intensif dan disuruh isolasi mandiri di rumah masing-masing lebih banyak,” jelasnya.
Dari catatan medis Puskesmas Andalas, ada 20 pasien yang diinapkan di Asrama Haji Tabing. Namun, sebagian pasien sudah diperbolehkan pulang. “Untuk yang berada di rumah sakit ada 10 orang,” tambah dr. Pratiwi.
Dijelaskan, naiknya kasus ISPA ini, juga diakibatkan dari lonjakan kasus virus corona varian omicron di Kota Padang.
Ia menambahkan, upaya pihak Puskesmas agar penyakit ISPA tidak bertambah di lingkungan masyarakat yakni gencar sosialisasi 3D dan ajak warga hidup bersih serta konsumsi makanan yang higenis dan bergizi.
“Penyakit ini mudah tertular dan masyarakat diminta jangan lengah. Jika terasa flu, demam sedikit, segera bawa ke Puskesmas dan jangan menunda-nunda,” ucapnya.
Ia mengatakan, pihak Puskesmas siap memberikan pelayanan pada masyarakat secara maksimal dalam menangani pasien. Ini demi keselamatannya dan mengurangi korban jiwa.
“Kita mengajak masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap faktor penyebab ISPA. Hindari asap rokok dan jauhkan anak-anak dari paparan asap rokok. Anak-anak berisiko terkena serangan asma yang lebih sering dan berat, infeksi saluran pernapasan, dan sindrom kematian bayi mendadak Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) akibat polusi asap rokok,” ulasnya.
Untuk diketahui, gejala yang mungkin dirasakan saat terkena ISPA adalah, pilek, bersin, batuk, dan hidung tersumbat. Risiko ISPA akan meningkat pada orang yang sistem kekebalannya lemah.
Anak-anak dan orang tua termasuk dalam kelompok dengan daya tahan tubuh yang rendah. Sistem imun pada anak-anak belum terbentuk sempurna, sedangkan pada lansia sistem imunnya mulai mengalami penurunan.
Virus penyebab penyakit ini bisa bertahan hidup di udara dan benda mati. Kondisi tersebut pun menyebabkan penyebaran penyakit ISPA mudah berkembang biak. (ade)