Dasrul: Kami Berjuang, Kami yang Butuh, malah Diberikan ke Lubeg
PAUAH, METRO–Tokoh masyarakat Kecamatan Pauh menyayangkan pernyataan Walikota Padang yang akan membangun SMP Negeri 44 Padang di Piai, Tanah Sirah, Kecamatan Lubuk Begalung. Mereka merasa tersinggung dengan adanya pernyataan itu. Sebab sejak awal, pembangunan SMP Negeri 44 sudah direncanakan ditempatkan di Kecamatan Pauh.
“Pemerintah kota bahkan sudah membentuk tim percepatan pembangunan SMP N 44 itu dengan di-SK-kan oleh Camat Pauh,” kata Ketua Tim Percepatan Pembangunan SMP N 44 Padang, Dasrul, Rabu (19/1).
Pernyataan Walikota soal pembangunan SMPN 44 di Piai itu terungkap saat melakukan peninjauan tanah yang dihibahkan masyarakat Piai untuk pembangunan sekolah, Senin (17/1) lalu.
Padahal, kata Dasrul, SMP N 44 Padang itu sudah dirintis sejak tiga tahun lalu dengan membentuk filial SMP 14 yang sudah memiliki siswa. ”Tahun ajaran ini sudah ada siswanya yang tamat. Dengan pernyataan wali kota itu, tentunya apa yang sudah diperjuangkan masyarakat Pauh menjadi sia-sia,” katanya.
Dijelaskan, pembangunan SMP di Pauh adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendesak. SMP N 44 tersebut diproyeksikan untuk menampung anak-anak yang berada di blank zona sistem zonasi saat ini.
“Ada tiga kelurahan yang anak-anaknya sulit mendapatkan sekolah negeri khususnya SMP yang akan ditampung, yakni Kelurahan Pisang, Cupak Tangah dan Kampung Dalam,” jelasnya.
Ia mendesak wali kota untuk menjelaskan persoalan ini kepada masyarakat Pauh. ”Kami mendesak wako menjelaskannya dan meminta maaf kepada masyarakat Pauh. Ini ibarat kami dibawa lalu saja. Kami yang berjuang, kami yang butuh, kok malah diberikan ke Kecamatan Lubeg,” katanya.
Ia mengatakan, pada prinsipnya mereka bukan menolak pembangunan di Padang apalagi sekolah. Yang menjadi persoalan adalah ketika wako menyebut akan membangun SMP N 44 itu di Lubeg.
“Kita justru sangat mendukung pembangunan sekolah baru karena memang itu kebutuhan dasar masyarakat. Yang jadi masalah adalah saat wako mengatakan SMP 44 yang akan dibangun di Lubeg. Lain hal kalau walikota menyebut akan membangun SMP baru, misalnya SMP 47, 48 atau lainnya. Karena SMP 44 itu sudah sejak lama diplot untuk Kecamatan Pauh,” jelasnya.
Sekretaris Tim Percepatan pembangunan SMP 44, Asrizal yang juga Ketua LPM Cupak Tangah mengatakan dengan adanya pernyataan itu, tentu saja membuat tokoh masyarakat dan tentu saja masyarakat Pauh sangat terkejut.
“Ini sama saja menganggap tim yang telah dibentuk tersebut tidak pernah ada. Atau dengan kata lain, wali kota tidak lagi memandang orang Pauh,” tegasnya.
Ketua KAN Pauh Limo, M Nazif Malin Basa mengatakan sejak awal SMP N 44 itu sudah diperuntukkan bagi Kecamatan Pauh. “Kalau tiba-tiba dialihkan ke Lubeg, ini artinya kami di Pauh sudah tidak dianggap lagi. Kami sangat menyesalkan pernyataan itu. Silahkan saja bangun sekolah tapi jangan namanya SMP 44,” katanya.
Ia bahkan mengaku kecewa dengan sikap wali kota tersebut. “Kalau seperti ini sikap wali kota, sebaiknya hilangkan saja Pauh dari peta Kota Padang,” tegasnya.
Namun demikian dengan Ketua LPM Binuang Kampung Dalam Afmasasma Tampan. Menurutnya tim percepatan sudah merekomendasikan empat lokasi pembangunan SMP itu. Namun selalu terkendala kerena berada dalam zona hijau.
“Sebenarnya kalau persoalan lahan yang menjadi kendala, wali kota bisa saja mengambil kebijakan. Ada kok Undang-undangnya, selama untuk kebutuhan masyarakat umum, status tanah bisa dialihkan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Senin (17/1) lalu, Wali Kota Padang Hendri Septa meninjau lokasi tanah yang dihibahkan keluarga besar Suku Melayu yang berada di RT 05 RW 6, Kelurahan Piai Tanah Sirah, Kecamatan Lubuk Begalung (Lubeg).
“Alhamdulillah wa syukurillah, atas nama pribadi dan Pemerintah Kota (Pemko) Padang kami tentu sangat bersyukur dan berterima kasih atas adanya pemberian hibah tanah dari keluarga besar Suku Melayu ini. Tanahnya cukup luas dan lokasinya berada di perbatasan antara Kecamatan Lubeg dan Pauh. Insya Allah dalam waktu dekat akan kita pergunakan untuk pembangunan SMP Negeri baru yakni SMPN 44 Padang. Semoga hadirnya sekolah ini nantinya sebagai kebangkitan yang akan menjawab kebutuhan penambahan sekolah negeri di Kota Padang,” ungkap Wako sewaktu meninjau lokasi tanah yang dihibahkan tersebut, Senin siang.
Hendri juga menyebut pemberian hibah tanah ini adalah suatu bentuk dukungan yang luar biasa bagi kemajuan dunia pendidikan di Kota Padang. Terutama bagi peserta didik yang tinggal di dekat sekolah yang akan dibangun tersebut tak perlu lagi jauh-jauh bersekolah.
“Jadi hal ini sangat luar biasa dan tentunya sangat berguna bagi perkembangan anak didik kita. Kami juga memohon doa restu dan dukungan dari warga Kota Padang, semoga proses dan segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya pembangunan SMP negeri baru ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai sesegera mungkin,” kata wako. (ade)