BD. KANDUANG, METRO–Meski badai pandemi Covid-19 masih melanda, tidak menyurutkan pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menggeliatkan potensi perekonomian di Kota Padang. Salah satu kawasan yang saat ini sedang berjuang di dunia usaha kecil yaitu kawasan Monumen Tugu Gempa, Kecamatan Padang Barat yang menyuguhkan berbagai macam kuliner yang memiliki cita rasa beragam saat malam hari.
Pantauan POSMETRO di kawasan Monumen Tugu Gempa, Jumat (29/10) terlihat setidaknya puluhan kuliner berjejer yang menjual beragam makanan dan minuman dengan berbagai jenis, unik, dan mampu menggoyang lidah pengunjung yang datang. Tidak hanya itu, terlihat juga kawasan itu tertata rapi, dengan suasana taman yang bersih dan jauh dari kebisingan.
Ketua Asosiasi Pedagang Kuliner Malam Tugu Gempa Ikhwan Sukri menyebutkan tempat dagangannya menuturkan bahwa pedagang yang tergabung dalam asosiasi tersebut ada sebanyak 30 pedagang. Semuanya mulai berjualan dari pukul 17.00 WIB hingga dini hari.
“Dagangan kami di sini beragam, mulai dari makanan lontong malam, sate, ayam geprek, ketoprak, bakso bakar, pecel ayam, kebab, dan berbagai menu makanan lainnya. Sementara untuk minuman ada teh telur jahe merah, kopi bentor, pop ice, thaitea, dan aneka minuman unik lainnya yang sedang hits untuk kawla muda. Untuk harga juga ramah dikantong,” kata Iwan menerangkan.
Iwan menjelaskan, pedagang yang berjualan di Monumen Tugu Gempa tersebut sudah berdiri sejak tahun 2010 setelah gempa. Ia berharap dengan adanya wisata kuliner malam di Kota Padang ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat serta bisa membuka lapangan kerja bagi anak muda.
“Sejak kami berjualan di sini belum ada sentuhan dari pemerintah kota untuk memberikan perhatian kepada kami. Kami berharap adanya pendampingan dalam hal pengembangan usaha serta wisata kuliner dari pemerintah untuk menggenjot ekonomi UMKM ini,” ucapnya.
Ia menambahkan, untuk prokes kesehatan para pedagang sepakat untuk menerapkan aturan untuk mematuhinya.
“Selain itu, wajib bagi para pedagang untuk menjaga kebersihan dan tanggung jawab membersihkan tempat dia berjualan. Setiap usai berdagang wajib melaporkan kondisi kebersihan tempatnya di WhatsApp group,” katanya.
Sementara itu, pedagang “Ayam Geprek Nekat”, Alif juga menuturkan hal yang sama bahwa sejak berjualan malam bisa memulihkan ekonominya dan keluarga. Ditambah lagi saat ini ada tiga orang karyawan yang juga membantu usahanya juga ikut terbantu ekonominya.
“Alhamdulillah sejak berdagang di sini perekonomian keluarga saya dan karyawan saya bisa memulih secara perlahan. Kami berharap adanya perhatian penuh dari pemerintah supaya kami UMKM ini bisa lebih terarah lagi,” tandasnya. (hen)