SUDIRMAN, METRO
Pada 16 Februari nanti, jabatan Gubernur Irwan Prayitno bersama Wagub Nasrul Abit berakhir. Apa saja aktivitas Irwan setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur?
Di hadapan pimpinan awak media dalam Diskusi Bulanan Jaringan Pemred Sumbar (JPS), Jumat (15/1), ia mengungkapkan akan beraktivitas di empat kantor.
Kantor pertama, yakni di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta. Di Kampus ini, dia akan mengajar sebagai guru besar program pascasarjana. Selanjutnya, Universitas Adzkia Padang. Irwan menyebutkan, sebagai Rektor dan Pembina Universitas Adzkia, ia kembali mengurus lembaga pendidikan yang dirintisnya tersebut. Termasuk mengembangkan Kampus Universitas Adzkia di Medan dan Jakarta.
Kantor selanjutnya, kantor konsultan. Selama ini, kantor konsultan yang didirikannya dijalankan oleh anak dan menantu. Sekarang, setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur, ia akan terlibat kembali dalam proyek-peningkatan SDM yang dikelola perusahaan konsultannya itu.
Terakhir, Irwan akan berkantor di kantor khusus yang didirikannya. Di mana kantor khusus ini nantinya untuk melahirkan buku-buku dan tulisan karyanya. “Sekarang, ada 10 buku Inspirasi IP sedang dicetak. Juga ada buku pendidikan anak. Sedangkan buku pantun sudah sembilan buku dicetak. Sekarang pantun saya sudah mencapai 56 ribu,” ungkap suami dari Anggota DPR RI, Nevi Zuairina ini.
Setelah tidak menjadi Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno berencana juga akan membuat sebuah novel. Selain itu, dirinya juga akan membukukan sekitar 400 judul ceramahnya di channel Youtube.
Sementara, sebagai seorang istri, Nevi mengungkapkan, sejak 1985 menikah dengan Irwan Prayitno, dia mengenal sosok suaminya sebagai aktivis bekerja keras memberikan pengadiannya untuk masyarakat Sumbar.
“Tahun 1999 jadi Anggota DPR, jadi gubernur periode pertama dan periode kedua tahun 2015. Bapak, itu tidurnya jam 24.00 WIB malam dan bangun jam 4.00 WIB pagi setiap hari. Tidak berubah sampai sekarang. Waktunya hanya untuk bekerja membangun dan untuk melayani masyarakat Sumbar. Hanya saja ketika jadi gubernur dan ketika tidak gubernur masalah kerjanya saja yang berbeda,” ungkap Nevi Zuairina. (fan)