HAMKA, METRO
Di hari pertama tampil, kafilah Sumbar yang bertanding di cabang Fahmil Quran putra, tampil menjanjikan saat melawan kafilah dari Sulawesi Tengggara (Sulteng) dan Papua Barat.
Perlombaan sesi terakhir dimulai Minggu malam (15/11) selepas magrib. Peserta Fahmil Quran yang mewakili Sumbar pelajar dari Kota Payakumbuh dan Solok. Dua peserta adalah siswa Insan Cendekia Boarding School (ICBS) yang sudah berhasil meraih juara 1 cabang Fahmil MTQ tingkat Sumbar di Kota Solok tahun 2019 lalu.
Untuk babak penyisihan ini, mereka berhasil mengungguli lawan lawannya, dengan perolehan total nilai keseluruhan 1.810. Untuk soal paket saja Regu B yang merupakan peserta tuan rumah ini berhasil mengantongi nilai 990 dari 10 soal.
Sementara itu, regu putra Papua Barat bersaing ketat menambah perolehan angka mereka. Dimana regu putra dari Sulawesi Tenggara, dengan perolehan nilai hampir sama, yaitu nilai Regu A sebanyak 450, dan C memperoleh 650.
Dengan demikian, kafilah Sumbar cabang Fahmil pada hari pertama berhasil menumbangkan dua lawannya di babak penyisihan, untuk selanjutnya melenggang ke babak semi final.
Peserta Musabaqah Fahmil Qur’an (MFQ) putra tersebut, terdiri dari dua siswa ICBS yakni Harun Ar-Rasyid dan Muhammad Dhonan Lathif dan 1 lainnya atas nama Reyhan berasal dari Canduang.
Muslim, selaku official Fahmil Al Quran mengatakan, ini adalah prestasi membanggakan bagi siswa ICBS. Di mana MFQ tingkat provinsi sebelumnya juga dijuarai oleh siswa ICBS. Pendamping peserta fahmil ini mengaku untuk persiapan peserta sudah dilakukan selama dua tahun.
“Kalau dihitung hingga sekarang, karena ada wabah Covid-19 ini jadi lebih kurang dua tahunan totalnya kita bina anak anak ini. Kita coba untuk melatih anak-anak ini semaksimal mungkin, agar mereka dapat menjawab 100 persen dari soal soal latihan yang diberikan,” ungkap Dosen Fakultas Ushuluddin ini.
Kendati tidak semuanya pertanyaan belum bisa terjawab 100 persen pada iven even MTQ nasional ini. “Ada yang 85, 90 dan 95 tak apa apa, ini sudah luar biasa” imbuhnya.
Muslim mengungkapkan pentingnya kekompakan dan objektifitas kompetensi peserta dalam cabang regu. “Semua unsur harus terpenuhi dan saling melengkapi karena ini kemampuan tim bukan individu,” sebutnya.
Tak lupa diakhir bincang, ia meminta doa terbaik dari masyarakat Sumatera Barat. “Prestasi ini untuk kepentingan sekaligus kebanggaan masyarakat Sumatera Barat juga, sekali lagi mohon doanya” kata dosen jebolan UIN Imam Bonjol Padang ini. (fan)